NASIHAT
Memperturuti
kehendak (hawa nafsu) yang ada di dalam (lathifatul qalbi) itu membawa manusia
menjadi (kafir),
Qalallahu ta’alaa : ara-aital manittakhada
ilaahahu hawaaihu, afa antatakuunu’alaihiwakila.(al-furqan-43)
Artinya
: adakah engkau melihat orang yang menjadikan (hawa nafsunya) sebagai tuhannya?
Maka apakah engkau menjadi
pemeliharaannya
orang yang demikian? orang yang mempertaruhkan (hawa nafsu) berarti dia kafir.
Telah
bersabda Nabi swa, Layu’minu ahadukum
hatta yakuunu hawahu tab’an lima
ji’tubihi.
Artinya
: tidak sempurna iman kalian sampai manakala hawanya mengikuti ajaran yang Aku
datangkan dengannya.
Dan
lagi firman Allah ta’ala : fa-amma man
thaghaa, wa-aktsaral hayatiddunya, fainnallaha jahiima hiyal ma’waa
(annazi’at-37-38-39)
Artinya
: adapun orang yang melampaui batas (kehambaan) dan yang mengutamakan kehidupan
(dunia) ini, maka sesungguhnya (neraka jahim) adalah tempat tinggalnya.
Wa-amma man khafa maqama rabbihi
wanahaan-nafsa ‘anil hawaa, fa-innal jannata hiyal ma’waa. (annazi’at 39-40)
Artinya
: dan bahwasanya orang yang takut akan hari berdiri dihadapan tuhannya serta
manahan (nafsu) dari mengikuti keinginan yang rendah maka sesungguhnya syurga
itu tempat tinggalnya.
Bermula alam lathifatul qabu disebut alam
syahadah, dan qadim wilayahnya Nabiyullah Adam as, dan nurnya itu kuning, dan
ashal anasirnya,
Al-mau…….air
An-narun…..Api
Ar-rihun……Angin,
At-turabun………….Tanah,
Dan pada jurusan itu tempatnya (nafsu hawa
Iblis) maka dihancurkan (dibakar) dengan (dzikrullah) lafadz al-jalalah
(Allah,Allah,Allah) dengan tatacara tertentu dengan terpinpin oleh syaihul
mursyid (5000x)
Perhatikan
pula firman allah ta’ala : fadzkurullaha
kadzikrikum abaa-akum au asyadda dzikran (al-baqarah 200)
Artinya
: hemdaklah kalian mengingat Allah (menyebut-nyebut
Allah) sebagaimana kalian supaya menyebut-nyebut orang tuamu atau lebih
banyak/sering menyebut-nyebut nama Allah dari pada menyebut-nyebut orang tuamu.
Dan
telah bersabda Rasulullah saw : aktsiruu
dzikru llahi ‘alaa kulli hali fa-innahu laisa ‘amalu ahabba ilaallahi walaa
anjaa lil’ibadi min kulli syai-in fiiddunya wal-aakhirati min dzkrillahi
(rawahu thabrani)
Artinya : perbanyaklah berdzikir menyebut
nama Allah pada tiap2 keadaankeadaan bagaimanapun juga sesungguhnya itu tiada
‘amal yang terlebih baik disukai bagi Allah dan tiada menyelamatkan hamba
daripada segala urusan dunia dan di akhirat daripada ‘amal berdzikir
menyebut-nyebut nama Allah.
Dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan dari
saidina ‘ali ra, katanya :
Qultu Yaa Rasulullahi, Ayyuth-thariiqi aqrabu ilallahi wa as-aluha
‘alaa ‘ibaadillahi wa-afzhaluha ‘indallahi ta’alaa? Faqala : faqala yaa’aliyyu
‘alaika bidawami dzikrillahi, faqala ‘aliyyu : kullunnasi yadzkuruunallaha,
faqala saw : yaa ‘aliyyu, laa taquumussa’atu hattaa laayabqaa ‘alaa
wajhil-ardhi man qala : ( Allah, Allah)
Artinya : Aku berkata : wahai Rasulullah,
manakala jalan / thareqat yang lebih mendekatkan kepada Allah dan jalan yang
semudah-mudahnya bagi hamba Allah dan yang seutama-utamanya dari sisi Allah
ta’ala, maka bersabda Rasulullah saw, wahai ‘ali tidaklah terjadi (huru-hara
qiyamat) sehingga tiada lagi dikekalkan dari permukaan bumi ini orang yang
mengucap (Allah, Allah, Allah),
Dan lagi bersabda Rasulullah : inna
likulli syai-iin saghalatan qalbi dzikrullahi.
Artinya : sesungguhnya bagi tiap-tiap sesuatu
ada alat pencuciannya/pembersihnya, maka sesungguhnya pencuci (hati) itu ialah (dzikrullah
2 .
Lathifatur-ruuh,
Bermula
‘alamnya lathifatur-ruuh itu ‘alamnya (malakut) dan qadim wilayahnya thareqat sanatan Nabiyullah
Ibrahim as, dan Nabiyullah Nuuh as.
Dan nurnya itu ahmar (merah) tidak
terhingga
Dan anasirnya itu narun (api) tempat
pengasih dan terhalus hati,
Suka/duka,
Rasa goyah dan tak tetap,
Dan pada jurusan itu kelakuannya syifat
bahaimi (binatang) yakni
Thama,
Gila dun-ya/harta,
Kikir,
Gemar
banyak makan dan minum,membawa lali dan lupa kepada allah, maka dihancurkan dan
diberantasnya dengan dipalukan Dengan palu yang keras tekanan yang kuat serta
digoreskan dengan geresan yang nyata kedalam Lathifatur-ruuh Dzikir kalimat lafazh
Al-jalalah----Allah----Allah----Allah---1000
x ----dengan syarat-syarat tertentu dan engan terpimpin oleh syaihul
mursyid, sehingga Shifat bahimiyah itu terkikis bersih. adapun Lathifatur-ruuh
itu bertempat pada yang ikendarai Rob-bu ----paru-paru----Jasmani tetapi bukanlah bertempat
didalamnya atau iluarnya paru-paru hanya
Lathifatur-ruuh itu berhubungan dengan paru-paru an bagaimana Haqeqat
berhubungan-nya hanyalah Allah Yang Maha Mengetahuinya.
Maqomnya
Lathifatur-ruuh itu (Nafsul Mulhimah), tempat
turunnya limpah karunia Allah subhanahu wata’la:(muroqobatu Ma’iyyah) ketika pana yang kedua, yaitu (merasai) yaitulah orang yang merasai (dapat merasa) tajallillah.
3 .
Lathifatus-sir :
Bermula
alamnya alam (jabarut) wilayahnya (thareqat snatan) Nabiyullah Musa as
dan nurnya itu (abyadhu-putih) tak
terhingga, dan anashirnya itu (alma-u-air)
shifat qahar
Lathifatussir
bertempat pada yang dikendarai jasmani
dan pada jurusan itu kelakuannya shifat-shifat al-hayawanul waha-usu (binatang
buas) yakni :
Pemarah,
Penindas,
Pemeras,
Perampas hak orang,
Kejam,
Dengki,benci,
Sampai hati
Tidak mengasihi orang susah,
Tidak menolong orang yang membutuhkan,
Gila kekuasaan dan semacamnya itu,
Maka
shifat-shifat yang keji itu dikikis dihancurkan dengan goresan yang kuat (berdzikir) didalam (lathfatussir) ini kaliamat lafadz
al-jalalah (Allah,Allah,Allah),
banyaknya (1000x) dengan sarat dan
ketentuan yang terpimpin oleh syaikhul mursyid.
Lathifatussir
adalah tempat terbitnya :
Suka cita,
Riang gembira,
Pengasih,
Penyayang,
Penyantun kerahmatan,
Adapun
alamnya lathifatussir ialah alam jabarut,(ruh
idhafi), Ashal penglihat rasa panas dan dingin, maqam nafsu mutmainnah,
Tempat turunnya limpah karunia muraqabah ketika pena yang kedua (muraqabatul ma’iyah), Ruuh Idhofi,
Bersambung ke_10_C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar