Pembinaan Peribadi
Demikianlah
sesuai dengan sunah Nabi SAW. Maka mendidik orang seorang itu pertama-tama
dengan perbaikan Akhlaq, yaitu lebih dahulu membekali peribadi dengan shifat : Shabar–Syukur–Taubat–Radho
, agar tercapai peningkatan dari Muslim biasa ketingkat Mukminin baik ketingkat
Mukhsiniin lalu ketingkat Muttaqiin sampai ketingkat Muqarrobiin dan ‘Arifiin,
Seseorang baru
dapat bershifat dan ber’amal shaleh yang dengan itu tentu Af’al perbuatannya
Shaleh maka dia adalah seorang hamba Allah yang baik (‘Abid) dan manakala dia sudah
menjadi demikian, tentu dia dianugrahi Allah dengan Ilmu yang terpancar dalam
hatinya, jadilah dia seorang berilmu (‘Aliim) dengan ilmu-ilmu yang murni, sebagaimana
firman Allah :
Wainnahu
ladu’ilmin limaa’alamnahu walakinna aksyaronnaasi laya’lamuun ( yusuf – 68 )
Artinya :dan
sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan karena kami (Allah) telah mengajarkan kepadanya
akan tetapi(walaupun) kebanyakkan
manusia tiada mengetahui. dan lagi
firmannya :
Wa’alamnahu
min ladunnaa ‘ilman ( kahfi – 66 ),= Artinya : dan kami ajarkan kepadanya
dari sisi kami (langsung) ilmu
pengetahuan. dan lagi firmannya :
Wayu’allimuhul
kitaba walhikmata wattaurota walinjila, (al-imran – 48),= Artinya : dan
Allah mengajarkan kepadanya alkitab ( ….. al-qur’an) dan ilmu hikmah (pengetahuan umum keduniaan dan keakhiratan
beserta taurot dan injiil). dan lagi
firmannya :
Wattaqullaha,
wayu’allimakumullahu, wallalu bukulli syaiin ‘al-baqarah – 282 ),= Artinya
: dan bertakwalah kalian kepada allah, nanti Allah mengajarknn ilmu pada kalian
dan Allah Maha mengetahui atas tiap-tiap sesuatu.
Sebagaimana
telah kita terangkan seperti apa yang dikatakan oleh Khodimii, bahwa Thoreqat
itu sebenarnya sebenarnya sudah termasuk kedalam ilmu Mukasyafah, yang membicarakan
nur cahya kedalam hati pengamalannya sehingga dengan itu terbukalah baginya
segala sesuatu yang (Ghoib) dari ucapan-ucapan Nabinya dan
Rahasia-rahasia Tuhannya, ‘Ilmu Mukasyafah itu tidak dapat (dipelajari) tidak ada sekolahnya tetapi
dapat diperoleh dengan (Riyadhoh dan Mujahadah) ketekunan melatih diri dengan
sungguh-sungguh dengan (Shabar- Shaleh–Ridho) yang merupakan pendahuluan
bagi limpah petunjuk Tuhan, sesuai dengan firmannya.
Walladziina
jahadu fiinaa lanahdi yannahum subulana, wainnallaha lama’al khosiniin (al-ankabut–69),=
Artinya : bahwa mereka yang bersunguh-sungguh untuk mencapai (Kami) akan kami beri petunjuk kepada
mereka itu akan jalan-jalan kami, dan sesungguhnyalah Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat kebajikan (Ihsan).
Maka
orang-orang yang sudah sampai kepada tingkat suci bersih, setelah melalui
segala ujian Mujahadah dan lalu mendapat (Kasyfa) maka tidak mustahil
sampailah dia kedalam pangkat (Waliyullah),
mendapat kebenaran dan ketinggian bartabat jiwa menghampiri Nabi SA.
Walaupun
mereka itu manusia-manusia seperti kita juga, tetapi mereka itu mempunyai Hati
dan Ruuhani yang suci bersih daripada segala sifat yang tercela lagi selalu
khudhur Hatinya serta Allah, maka dengan mudah Hatinya menerima pancaran Nur
Cahya dari Ilmu yang tidak terjangkau oleh Pancaindra , sehingga beliau- beliau
itu dapatlah mengerjakan pekerjaan-pkerjaan yang besar lagi Berat karena
jiwanya yang besar dengan idzin Allah, begitulah para Rasul-rasul
dipakaikan oleh Allah ta’ala kepadanya dengan (Mu’jizat) dan adapun kepada para
Aulia Allah dipakekan oleh Allah apa-apa yang disebut (Karomah), artinya : Tingkat kemulyaan .
Bahwasanya
sesungguhnya mencapai martabat (Waliyullah)
itu dengan Iman dan Taqwa, maka tiang-tiang Taqwa itu adalah ‘amal Shaleh yang
diterima oleh Allah, tiadalah kewalian Allah tampa Iman dan Taqwa.
Pokok
tangkal Iman dan Taqwa itu ialah Iman kepada para Rasulullah a.s. dan Iman
kepada semua Rasul-rasul itu tercamtum didalamnya kepada Rasulullah, yang
penutup ya’ni Saidina Muhammad SAW. Maka Iman kepada Nabi Muhammad SAW. Sudah
mencakup pula kepada Kitab-kitab Allah dan utusan-utusan adapun manusia dalam
hal Iman dan Taqwa ada lebih kurangnya, maka para waliyullah pun juga ada lebih
kurang kewaliannya menurut qadar Iman dan Taqwa.
Ada dikalangan manusia
yang beriman kepada Rasulullah SAW. Itu secara umum serta menyeluruh, tetapi
ada juga yang beriman yang menyangkut secara terperinci, yaitu secara umum
menyeluruh dia berpokok Yaqiin kepada apa yang datang kepada para Rasul itu
adalah dari Allah, bahwasanya dengan Taqwanya itu dan inilah Maqomnya
Waliyullah, bahwasanya para waliyllah itu
tidak berbeda
dengan manusia banyak dalam hal berpakaian, berumah tangga, makan minum dan
hal-hal zhohiriyah yang diperbolehkan Agama, tetapi berbeda dengan Rasulullah
SAW. Maka waliyullah itu tidak mesti ma’shum (terpelihara dari segala dosa), boleh jadi sekali , ada salah atau
keliru ,
bahkan mungkin saja waliyullah itu sampai dari sebagian ilmu Syare’at dan boleh
jadi pula sebagian salah-salah fiqih aysyare’ati karena lebih mempertuhankannya
pada urusan-urusan itu
pada bagian perintah
allah atau larangan Allah terpuji atau tercela. Firman Allah ta’ala :
Alaa inna
auliallahi lakhaufa ‘alaihim walahum yahzanuun,alladzina amanuu wakanuu
yattaquun, lahumuilbutsroo fiilhayatiddunya wafiil akhiroti, latasdiila
likalimatillahi,dzalika huwalfauzul’azhiim ( yunus – 63 – 64 ).= Artinya :
ingatlah, sesungguhnya wali-wali allah itu tidak ada kehawatiran (Takut) terhadap
mereka dan tiada pula mereka berkecil hati ( …….) yaitu mereka adalah
orang-orang yang beriman dan selalu bertaqwa, bagi mereka dianugrahkan
berita-berita gembira didalam kehidupan didunia dan di dalam kehidupan akhirat,
tiadalah perubahan bagi kalimat-kalimat (Janji) Allah, yang demikian itu adalah
kemenangan yang besar.
Dapatlah
diketahui bahwa dunianya para waliyullah itu sebagai berikut ;
Pertama : Rijalullah – dzatul mushthofa : saidina Rasulullah
Muhammad bin ‘abdullah SAW.
1.
Pengganti rijalullah, yaitu wali qutub namanya, ada ………… 1
Yaitulah
Nabiyullah Khidhir ismu balyan bin Malkan a.s .
Yaitu
penghulunya sekalian para waliyullah
2. wazairun
daripada wali quthub adalah wali (Amaman) namanya ada …………………… 3
satu : dikanan
dan satu dikiri, apabila Amaman yang dikanan itu kosong, maka bergeser wali
Amaman yang dikiri.
Menempati kekosongan
yang dikanan menggantikan wali Amaman yang dikanan itu, sedangkan kekosongan
wali Amaman yang dikiri dicukupi oleh penggantinya dari …
3. Wali
Autad namanya ada …………… 4
seorang
dimasyriq, seorang dimaghrib, seorang disyam.
Seorang
diyaman, bahwasanya wali Autad ini dapat bergeser,
Antara Masyrik
dan Maghrib hanya waktu (7.menit 15 detik ).
Maka para wali
Autad ini adalah pekerjaannya menjalankan tugas yang paling berat, dan manakala
ada kekosongan salaseorang dari pada wali Autad yang (4) ini maka dicukupilah
oleh pengganti dari ……………………………..
4. Wali Abdal
namanya ada …………………….40
Dan manakala
ada kekosongan salaseorang daripadanya, maka dicukupi dengan penggantinya dari
5. Wali Akhyar
namanya ada ……………………..70
Disebut juga
wali nujabau yang manakala ada kekosongan salaseorang dari padanya , maka
dicukupi dengan penggantinya dari
6. Wali Nuqobau
namanya ada ………………….300
Dan manakala
ada kekosongan salasatu dari padanya, maka dicukupi dengan penggantinya dari
7. Wali’Ashoib
namanya ada… 500 ….jumlah . 917…..
‘Ashoib
disebut juga (Almufariduun), yaitu mereka min ahli Thoreqat yang dengan
bersungguh-sungguh menjalankan tugas dari pada pemimpin(shekh almursyid) untuk
menjalankan Dzikrullah) daripada
sekalian Lathoif dengan memenuhi segala syarat-syaratnya
peraturan-peraturannya, adab-adabnya meliputi ‘Ilmiyahnya maupun ‘amaliyahnya
,telah berkata Rasulullah SAW.
Asy-syaikhu
fii qaumihi kannabiyyu fii ummatihi,= Artinya : bermula seorang syekh pada
qaumnya (pemimpin dengan pengikutnya)
adalah seperti Nabi pada Umatnya. Firman Allah ta’ala :
Allahu
waliyulladziina amanuu yuhzijuhum min zhulumati ilannuur, walladziina kafaruu
waauliuhumuththoghutu yuhrijunahum minannuuri ilazh-zhulumati, ulaaika ashhabunnari
hum fiha kholiduun (albaqarah-257),= Artinya : Allah itulah wali pemimpin
orang-orang yang mukmin, Allah mengeluarkan mereka itu dikegelapan dikekafiran
kepada cahya Iman, sedangkan orang – orang kafir itu para walinya
(pemimpinnya) adalah Syetan (Thoghuta) yang mengeluarkan mereka
dari cahya terang kepada kegelapankekafiran, mereka itulah penghuni neraka,
kekal mereka didalamnya []. …………
.Rahmat
Mulyadi
Taman
Bima Permai Blok A 11 Cirebon
Jabar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar