MEMBINA AKHLAQ KESOPANAN ZHAHIR
Bermula dalam
rangkaian (takhalli) dan (tahalli) yakni mensuci bersihkan (hati) dari segala shifat yang tercela
an menanam suburkan hati dengan shifat yang terpuji. Maka tidak berlebih
dilupakan membina (Akhlaq) kesopanan
zdahiriyyah menurut ajaran-islam-oleh karena itu sebelum sampai kita pada
membicarakan shifat-shifat hati yang mana perlu diberantas dari yang buruk2 dan
yang mana perlu disuburkan dari terpuji2 dibawah ini kita bicaakan dari hal
perangai dzahirriyyah dahulu.
1. Iman dan Akhlaq : akmalullmukminina imanana ahsanahum khuluqan (alhadits : rawahu ahmad ‘an ibnu hurairah), artinya : orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah-orang yang paling baik akhlaqnya.
2. Allah menuntut akhlaq rasulnya : addabbainii rabbii fa-ahsana ta’diibii (alhadits : rawahul…..’an ibn mas’ud), artinya : telah menuntun akan aku oleh tuhanku maka adabku menjadi bagus.
3. Melajimkan basmalah : kullu amrin zii balin laayubda ufih bismillahirrahmanirrahiim aqtha’u (alhdits : rawahu ‘abdulqadir rahawi ‘an abii hurairah),= artinya : tiap-tiap perbuatan baik yang tidak melalui dengan basmillahirrahmanirrahiim, putuslah ‘amal itu (tidak berpahala/berkah).
4.
Bersiwak an kebersihan : assiwaku mathharatu lilfami mardhatun lirabbi wamajlatu lbashari (alhadits
: rawahu thabranii ‘an abii ‘abas), = artinya : adalah bersiwak itu
membersihkan mulut, allah merihai dan membuka pandangan mata,
islam-mengutamakan kebersihan zhahir dan bathin, baik menggosok gigi, tempat
tinggal, rumah ‘ibadah, pekaangan, bahkan seluruh lingkungan sebagai contoh,
adalah bahwa dengan menjaga agar gigi selalu bersih, hikmatnya tetap
terpelihara sehatnya penglihatan, mata, karena
tiap bagian tubuh/itu tubuh kita, itu satu dengan lainnya berhubungan
saling mempengaruhi, dalam al-quarn banyak ayat yang menerangkan …..kebersihan
itu termasuk pada yang terpuji dan disukai oleh Allah ta’ala. Firman Allah
ta’ala :
innallaha yuhibbut-tawabiina wayuhibbul
mutathahhiriin (albaqarah-222), = artinya : sesungguhnya Allah suka pada
orang-orang yang bertaubat dan suka cinta kepada orang-orang yang membersihkan
dirinya (yang memelihara kebersihan)
,dan lagi firman Allah ta’ala : wallahu yuhibbul mutathhiriina (attaubat-108), = artinya : dan Allah mengasihi orang-orang yang bersih, dan lagi : wasiabaka fathahhir (almuddasir-4), =artinya : dan pakaianmu hendaklah kamu bersihkan, dan lagi firmannya.
mayuridullahu liyajmal ‘alaikum min haraj
walakin yuriidu liyuthahhirakum liyutimma ni’matahu ‘alaikum la’allakum
tasykuruuna (almaidah-6), = artinya : tiadalah Allah hendaknya menyulitkan
kamu tetapi Allah hendak membrsihkan kamu dan (dengan itu) menyempurnakan
ni’matnya bagimu agar kamu bersyukur, didalam hadits yang diriwayatkan dari
sitii ‘aisyah r.a, telah bersabda Nabi saw,
al-islamu nazhiifun fatanazhafuu, = artinya : islam adalah bersih, maka
hendaknya kalian selalu memelihara kebersihan, dari ayat tersebut tersimpul
bahwa dengan bersih zhahir dan bathin maka Allah anugrahan barbagi ni’mat
seperti kesehatan dan lingkungan yang
baik dan menyenangkan. Setengah daripada min ahli asrari syare’ati berkata :
manakala kotor alat-alat tubuh, seumpama ambut, mulut, telinga, kuku, lubang
hidung, terutama bagian pusat dan kemaluan, maka akan mendapat kesukaran untuk (khusyu’) dalam ‘ibadah, karena apa
yang di’amalkan tiada apat ddituliskannya dikitab ‘amalnya yang kanan, semuanya
dikurangi dengan angka-angka kekotoran tubuhnya, dan ada lagi dari golongan
mereka berkata : syaitha-ysaithan itu bersarang pada tubuh kita
dibagian-dibagian yang kotor2 lembab, parit-parit dan kolam-kolam
lempengan-lempengan cekungan-cekungan, hutan-hutan dan belukar tempat berambut
bulu hidung-ketiak dan sekitar kemaluan, manakala syaithan sampai dapat
bersarang disitu tentu orang yang punya
tubuh itu selalu cendrung berbuat hal-hal yang tercela dan sukar mendapat (khusyu’) atau (ma’rifat), hendaknya selalu bersihlah tibuh itu sehingga tiada
berkesempatan syaithan bersinggah apalagi bersarang maka itu : kebersihan
adalah menolak syaithan.
5.
Mendahulukan yang kanan: kana asuula llahi shalallahu ‘alaihi wasallama yu’jibahut-tayamunnu
fii tana’ullihi wafii thahuurihi wafii sa-anihi kullihi (rawahul khasanah ‘an
‘aisyah), artinya : = adalah rasulullah saw mendahulukan yang kanan dalam
mengenakan sandal, bersisir, bersuci, dan didalam segala hal. Maka didalam kita
melakukan atau menuju pada kebaikan hendaklah kita, awali dengan anggautabadan
yang kanan seperti memasuki masjid, mushalla, mengambil barang makanan atau
memberikan/menyodorkan sesuatu dan sebagainya, sedangakan dalam hal-hal yang
dinilai kurang atau tidak baik kerjakanlah dengan enggauta badan yang kiri
seumpanya menyapu najis, masuk kejamban, dan sebaiknya, dan pada memakai baju
atau celana atau sepatu dahulukanlah yang kanan dan ketika melepaskannya
dahulukanlah yang kiri, berlaku juga memotong kuku,
6.
Hati-hati bila kencing : ittaqulbaula
fainnahu awwalu mayuhasibu bihil ‘abdu fiilqabri (alhadits ; rawahu thabranii
‘an abi umamah),= artinya : berhati-hatilah kalian terhadap air kencing,
sesungguhnya yang dihitung pertama kali diqubur adalah soal air kencing itulah.
Banyak orang meremehkan atau kurang menjaga kesopanan kencing (jorok) pada hal
tidak bersih disitu maka wudhunya tidak shah, tentunya shalatnya pun demikian,
maka penting sekali keduukan istinja (bercebok) dan janganlah buang qadh hajat ditempat
dan secara sembarangan,
7.
Menyempurnakan wudhu : attamimuul wudhu-a , wailun lil-a’qaabi minannari, (rawahu ibn majah
‘an khalidibn walidi ).= artinya : sempurnakanlah wuhumu, celakalah bagi
tumit2 dari api neraka (bila tidak lengkap dibasuh)
8.
Shalat tiang ‘amal : awwalu mayuhasabu bihil ‘abdu
yaumal qiamatish-shalatu fain shaluhat shaluha sa-iru ‘amalihi wain fasadat
fasada sa-iru ‘amalihi, (hadits : rawahu thabrani), = artinya :
pertama-tama yang dihisab mengenai ‘amal manusia dihari qiamat adalah shalat,
apabila shalatnya baik maka ‘amal
lainnya pun menjadi baik dan apabila shalatnya buruk maka seluruh ‘amalannya
pun menjai buruk,
9.
Menyempurnakan ruku’ dan sujud :aswa-annasi sariqatan allahdzii layutimmu
ruku’aha walasujudaha (hadits : rawahu ahmad ‘an qatadah),= artinya :
seburuk-buruk manusia pencuri ialah orang yang tidak menyempurnakan ruku’nya
dan sujudnya. Bahwasanya mencuri itu adalah perbuatan yang sangat jelek, maka
pencuri yang paling jahat ialah yang mengurangi ruku’ dan suju, maksudnya tiak
(thumaninah) atau tidak terpenuhi syarat dan rukun shalat, mencakup semua
kifayah shalat, pun dimaksudkan sebagai pencuri yang jahat yaitu meeka yang
mengerjakan shalatnya bukan kaena Allah dan bukan bagi Allah.
10. Meluruskan shaf : sawwu shafuufakum fainna taswiyatash-shafuunii fiitamami lish-shalati (hadits : syaikhana ‘an anas), = artinya : luruskanlah barisanmu!(dalam berjama’ah) kaena lurusnya shaf/barisan itu termasuk menyempurnakan shalat.
11.
Adab berjama’ah : ama
yahsyalladzii yarfa’u ra’sahu qablal-imaami
anyuhawwilallahu shuuratahu shuuratu himarin (hadits : rawahu bukhari
muslim ‘an ibn hurairah),= artinya :
ingatlah takutlah hendaknya orang-orang yang mengangkat kepalanya mendahului
(imam) itu, allah akan merubah rupanya dengan rupa keledai. Kesopanan shalat
berjama’ah ma’mum tidak boleh mendahului imam baik tempatnya maupun ….., dan
ini pun menggariskan perlunya disiplin yang tegak dalam berjama’ah muslim
sebagai keluarga besar.
12. Berpakaian : albisuuts-tsiyabal biidha, finnaha athharu waithyabu wakaffinuu biha mautakum ( rawahu ahmad ‘an samarah), = artinya : pakailah pakaian yang putih sesungguhnya pakaian putih itu lebih suci, bersih dan lebih baik, kafanilah orang yang mati dengan pakaian itu. Diantara hukumnya pakaian putih ialah mengingatkan kita akan datangnya (mati pasti) dan pakaian putih itu tetap mencorakkan sopan dalam hal keadaan apapun.
13.
Berpakaian bagus/rapih : ahsinuu
libasakum wa aslihuu rihalakum hatta hakuunuu sya’atan finnaasi, = artinya
: berpakaianlah kalian yang bagus /rapih dan baikkanlah tempat tinggal kalian
sehingga kalian laksana tahi lalat (indeng2) dihadapan manusia. (menambah
keindahan).
14.
‘aurat wanita :
ya asma-u, innalmar-ata idzabalaghatil mahidha lam yashluh an yuraa illaa
hadzaa wahdza, wa asyara ila wajhihi wakaffaihi (rawahu abu daud ‘an ‘aisyah),
= artinya : wahai asmau. Sesungguhnya wanita itu bila sudah datang bulan
(haidh) tidak pantas terlihat tubuhnya kecuali yang ini dan ini, (sambil beliau
menunjukkan muka dan kedua telapak tangannya). Bagi wanita yang sudah ‘aqil
baligh wajib menutupi ‘auratnya dengan menutupi anggauta badannya kecuali muka
dan telapak tangannya, kata ahli filsafat abu ahan itu tidak akan menjadi
sasaran kelalawar manakala buah-buah itu dibungkus rapat-rapat.
15.
berpakaian yang dilaknat Allah : la’anallahur-rajula yalbisu lubsatal ma-ati walmar-atu
talbasu lubsatal rajuli (rawahu abu daud ‘an ibnu hirairah),= artinya : dila’nat Allah orang laki-laki yang memakai
pakaian wanita dan juga wanita yang memakai pakaian laki-laki.
16.
Menyambung rambut
: la’anallahul
washilata walmustaushilata walwasyimata walmustausyimata (rawahu bukhari muslim
‘an abi hurairah), = artinya : dila’nat
Allah orang perempuan yang menyambung rambutnya dan menyuruh disambung dan yang
membuat tahi lalat palsu dan yang menyuruh dibuatkan. Diantara ashur-anshur
rambut palsu dan indeng-indeng palsu itu adalah (penipuan) dan menipu dalam
segala hal terlarqang pada agama.
Bersamung ke_3_B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar