KETERANGAN
TENTANG NUUR MUHAMMAD
Dikala ‘alam
adam sharofi yang dinamakan alam ghoib (al-ghuyubu)
belum ada sesuatu makhluqpun, maka dzatullah dikatakan adalah perbendaharaan
yang tersembunyi belum ada yang mengenalnya, kemudian dzatullah berkenan
menciptakan makhluq pertamanya yang dibangsakan (Nuur) dan disebut (Nuur
Muhammad), lalu diciptakan ‘arsyi yang juga disebut sajarotul yaqin (Pohon yang diyakini) yang tumbuhnya
diantara alam (Adam) dan alam (wujud)
maka Nuur Muhammad bercahya gilang–gemilang kemudian tetkala Nuur Muhammad akan
dimasukkan kedalam Qondillullah–tiba–tiba terjadi gelap gulita dan setelah Nuur
Muhammad masuk didalam Qondillullah–terjadi terang kembali. Dengan cahya yang
gilang-gemilang dan karena shifat takutnya kekhadirat ilahi maka senantiasa
Nuur Muhammad munajat kekhadirat ilahi subhanahu wata’ala, oleh sebab itulah
‘Azza wajalla.- menjadikan waqtu dengan peredaran hari berganti ada siang dan
ada malam, maka dengan Nuur Muhammad inilah Allah menjadikan semesta Alam.
Oleh karena
Nuur Muhammad sangat takutnya kekhadirat allah ta’ala hingga kata ibarat :
bercucuran peluh / uap, maka allah ta’ala menjadikan segala ruuh – ruuh. Begitu
bergeraknya Nuur Muhammad itulah ruuh ilafi namanya, dan bergesernya ruuh ilafi
maka Allah jadikan ruuh idhofi, dan ruuh idhofi itulah yang meliputi (menyelulup) keseluruh tubuh kasar (kesemua badan jasmani)
Adapun
Qondillullah dida;am alam shaghir pada tubuh kita berada kedudukannya didalam
Hati sanubari (didalam hati jantung
ada bentuk seperti bunga teratai :
itulah Qondillullah)
Dan rupa hati
sanubari itulah jantung dinamai (Musajada) yakni tempat (sujud) yakni tempat berhubungan antara (Kholiq) dengan (Makhluq) itulah yang disebut dengan nama (Syahiro)
Adapun arti ( Syahiro ) adalah tersiar maksud
maknanya ( suatu ruangan ) paseban dan didalam alam ( Syahiro itu )
diduduki oleh ( Muhammad ) yakni ( Qondillullah ) yaitu tempat
wasilah hubungan antara ( Kholiq ) dengan ( Makhluq ), oleh
karena lafazh aljalalah ( Allah – Allah – Allah ) itu cahya yang gilang
– gemilang.
KEJADIAN LEMBAGA ADAM
Adapun kejadian lembaga adam itu daripada anashir yang
empat
1
. Air
2
. Api
3
. Angin
4
. Tanah
yang terjadinya dari shifattullah (Muhammad) kemudian Allah jadikan Asma Allah itulah (Adam), maka dimasukanlah disitu ( Shodda ) atau darah ada
lima, yaitu
1
. Nuur
2
. Rasa
3
. Ruuh
4
. Nafas
5
.Budi
demikianlah yang menjadi keadaan Shifatullah yang suci.
bahwasanya darah itu (Jisim Lathif) dan mulai dimasukan kedalam rongga jasmani Insan
pertama – tama pada :
Demikianlah Yang Menjadi Keadaan Shifattullah Yang
Suci.
1
. Rupa
2
. Lalu Hidung
3
. Lalu Mata
4
. Lalu Pada Telinga
5
. Lalu Pada Mulut
6
. Lalu Pada Seluruh Otaq Kepala
Kemudian
Seterusnya Pada Yang Lain.
KETERANGAN TENTANG SIR / RAHASIA.
Adapun rahasia itu diturunkan kepada kepada Otaq, dan
Otaq itu tempatnya pada (Baital Ma’mur)
setelah itu ditempatkan kepada sulbi ( Tulang belakang ),
Sebelum
itu rahasianya pada alam Ghaib (Nuthfah) namanya
Sesudah
turun rahasianya itu dari Qolam (Mudhghoh),
Setelah
kumpul rahasianya itu (Alaqoh), namanya
Maka
berupa rahasianya itu (Kholqoh) namanya
Tetkala
pecah rahasianya kepada Adam ( Wujud idhofi ) namanya
Tetkala
bernafas rahasianya itu (insanul kamil) namanya
Tetkala
samar rahasianya itu (Ghoibul hawiyah) namanya
Tetkala
keluar rahasianya itu (dzattullah) namanya
Tetkala
ghoib rahasianya itu (Ghoibul ghuyub)
namanya
Maka
benama (Ahadiyah) yaitu dzat muthlaq namanya,
Artinya :
yang ada dengan sendirinya yakni Esa, tiada kecampuran sekalian Adam,
Maksudnya
: itiqod kita kepada Allah ta’ala (tetapi
kata itu benar-benar) karena menilik kepada diri dan tiada adam kepada
ilmunya, yaitu (‘Asyiqun) artinya
birahi allah ta’ala itu akan kenyataan dengan (Dzatnya) sebagaimana yang dikatakan ulama :
al’ilmu huwadz–dzatu
kasyifati,
artinya : ilmu itu Dzat seperti shifat, maka berdiri allah
ta’ala itu dengan birahinya.
Adapun birahinya itu ‘ilmunya lagi pula menilik pada
segala ‘ilmunya, maka: kelihatanlah….’ilmunya….yaitu : haqeqat (Muhamad SAW)
adapun kehadirannya Dzat itu pada ‘ilmunya, yaitu : empat perkara :
1.
Wujud
2.
‘Ilmu
3.
Nuur
4.
Syahud
Yakni yang dikatakan………………………...................................................................................
1.
Huwal awwalu
2. Huwal
Akhiru
3. Huwazh-zhahiru
4. Huwal
bathinu.
Artinya : yang permulaan-yang kesudahan-yang
zhahir-yang bathin.
Demikianlah kata ahli alshufiyah.
Keterangan tentang wasilah dalam thareqat dzikir
: menuju pada (dawamu ma’allahi).
Sebagaimana telah
diterangkan bahwasanya tujuan aripada thareqat naqthajami itu telah di tegaskan
dalam hadits atau ta’rifnya, iiyalah ù
Dawamu
‘ubuudiyyati zhahiran wabathinan ma’a dawami hizhuril qalbi ma’allahi.
Artinya : senantiasa berkekalan mengabdi
(beribadat) menghambakan diri kepada
Allah zhahirnya dan bathinnya serta senantiasa berkekalan hadhir hatinya serta
Allah.
Didalam kehidupan sehari-hari tampak
sunatullah (hukum ketetapan Allah)
bahwa mencapai sesuatu atau menuju pada sesuatu itu mesti dengan mempergunakan
tatacara atau disebut dengan kata : sistem, dan setiap tatacara itu mesti
terikat dengan aturan tertentu umpamanya mengandung urutan dan susunan (tertib dan terikat) alat2, sarana2,
dan perasarana2, dayaguna untuk mencapai tujuan.
Bersambung ke_13_ D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar