MEMBINA AKHLAQ KESOPANAN ZHAHIR
1.
Orang sombong tidak masuk syurga : laa
yadkhululjannata man kana qablihi mitsqala dzarratin min kibri, innallaha
jamilun yuhibbuljamala, alkibru batharulhaqqi wafamthunasi (rawahu muslim ‘an
‘abdullah ibnu mas’ud), = artinya : tiada akan massuk syrga orang yang
didalam hatinya ada shifat takabur (sombong) walau itu hanya seumpama seberat
butir debu, sesungguhnya Allah itu maha elok menyukai keelokan takabur ia menolak kebenaran dan merendahkan
orang lain.
2.
Munafiq : arba’u man kana fiihi kana muna fiqan
khalishan waman kanat fiihi khashlatun minhunna kanat fiihi khashlatun
minannifaqi hatta yada’aha idza’tumina khana, waidza haddatsa kaddaba, waidza
‘ahada ghadara, waidza khashama fajara, ( rawahu bukhari muslim ‘an ‘bdullahi
bin ‘umar bin ‘asha), = artinya : ada empat perkara : barangsiapa memiliki
sebagian dari shifat tersebut berarti dia adalah (munafiq) murni, barangsiapa
meninggalkannya, ialah : bila dipercaya menghianat-bila berbicara berdusta-bila
berjanji mengingkari- bila bertengkar jahat dia. Orang yang shaleh selalu
membuang (empat) shifat tersebut.
3.
Hidup musti berseimbang : laisa bikhairikum mantaraka dunyahu
liakhiratihi walaa akhiratahu lidunyahu
hatta yushiiba minhuma jami’an, fainnadunya balaghun ilal akhirati walatakuunuu
kalla ‘alannaasi (rawahu ibnu ‘asakar ‘an anas), = artinya : bukanlah menjadi orang yang terbaik dari antara
kamu barangsiapa yang meninggalkan dunianya untuk akhiratnya dan yang
meninggalkan akhiratnya untuk dunianya, sesungguhnya dunia ini bekal akhirat,
dan janganlah kamu menjadi beban manusia lain.
4.
Hargailah ‘ilmu : fathul ilmi
anniyanu wadha’atuhu ayyuhadditsa bihi ghaira ahliha ( rawahu ibnu abii
syaibah), = artinya : bahayanya ‘ilmu itu
ada dua : melupakannya dan mensia-siakannya, termasuk pada mensia-siakan ilmu
ialah membicarakannya dengan yang bukan ahlinya. Lupa itu membahayakan ilmu dan
membicarakannya dengan bukan ahlinya itu bahaya karena bisa2 salah
menerangkannya, pada orang yang bukan ahlinya.
5.
Membahayakan agama : fatuddiini
tslatsatun : faqiihu fajirun, waimaamun jairun, wamujtahidun jahirun (rawahu
dailamii ‘an ibnu ‘abas),= artinya : yang
membahayakan agama itu ada (tiga perkara) : (1) orang pandai yang durhaka, (2)
pemimpin yang aniaya, (3) pejuang
(mujtahidin) yang bodoh.
6.
Obat hati yang keras/kasar : atuhibbu
anyaliina qalbaka watudrika hajataka irhamilyatiima wasma’ ra’sahu wa-at’amhu
min tha’amika yalin qalbaka watudrik hajataka ( rawahu thabrani ‘an abi
ddarda-i), =
artinya : apakah kamu senang agar hatimu menjadi
lunak dan terpenuhi kebutuhanmu? Kasih sayangilah (anak yatim) belailah
kepalanya dan ajaklah makan bersamamu niscaya hatimu menjadi lunak/lembut dan
kebutuhanmu terpenuhi.
7.
Jagalah diri : uthlubul
hawaijubi’izzatil-anfasi fainnal umura tajrii bilmaqadiiri ( rawahu ibnu
‘asakir ‘an ‘abdullah bin mas’ud), = artinya
: carilah kebutuhan hidup dengan senantiasa menjaga harga diri, sesungguhnya
segala persoalan itu berlaku/berjalan menurut ketentuan. Mencari bekal hidup
itu wajib tetapi hendaklah dengan jalan yang baik dimana harga diri dan
kehormatannya terpelihara, adapun keberhasilan akan (rizqi) itu sudah tertentu
dalam suratan taqdir Allah, maka janganlah memenuhi kebutuhan hidup itu dengan
menjatuhkan nilai-nilai harga diri.
8.
Menghilangkan marah : innalghadhaba
minasy-syaithani wainnasy-syaithana khuliqa minannari wainnama tuthfi-annara
bilma-ifaidza ghadhiba ahadukum falyatawadh-dha’ (rawahu abu daud), = artinya : sesungguhnya marah itu datangnya dari (syaithan) dan syaithan itu dijadikan
dari api, sesungguhnya api itu bisa dipadamkan dengan air, apabila salasatu
diantara kamu marah maka segera wudhulah.
9.
Ditinggalkan orang karena jahatnya : innasy-syarrannasi munjilatan ‘indallahi yaumalqiyamati man
tarakahunnasu ittaqa-a fuhsihi (rawahu bukhari muslim ‘an ‘aisyah),= artinya : sesungguhnya manusia yang mendapat tempat tinggal
yang paling jelek nanti dihari qiamat ialah orang yang ditinggalkan (dikucilkan) oleh orang2 lain karena
ditakuti kejahatannya. Maksudnya : sejahat2nya orang yang jahat manakala
manusia tidak ada lagi yang mau mendekatinya karena sudah sama tau akan
kejahatannya orang itu.
10.
Bukan Mukmin : laisalmukminu billazii yasyba’u wajarahu jai’un ilaa
jannati (rawahu bukhari), = artinya :
tidak disebut mukmin yang dirinya kenyang pada hal tetangga dekatnya menderita
kelaparan.
11.
Waspaa akan atangnya fitnah :
badiiru bil-a’malish-shalihati fasatakuunu fitanun kaqitha’illaili nuzhlimi
yushbihurrajulu mukminan wayumsii kafiran wayumsii mukminan wayushbihu kafiran
yabi’u diinahu bi’aradhin minaddunya (rawahu muslim), = artinya : bersegeralah kalian beramal shalih, kelaq akan
datang (musim
fitnah) laksana putusannya malam yang
gelap gulita, seseorang dipake harinya menjadi mukmin,
pada sore harinya menjadi kafir lantaran ia
menjual agamanya dengan harta dunia.
12.
Shifat usil terhadap orang : yabshiru
ahadahumulqazata fii’aini akhiihi wayansaljad’a fii’ainihi (rawahu ibnu
hiban),= artinya : sesungguhnya dari
antara mereka melihat kotoran di mata saudaranya, tetapi dia lupa akan balok
berada dimatanya. Ada
pepatah bahasa kita : kuman disebrang lautan tampak- gajah dipelupuk mata
sendiri tak nampak, itulah kesalahan orang lain diperhatikan bahkan kecilpun
dibesar-besarkan padahal kesalahan sendiri yang lebih besar dari kesalahan
orang lain tak diperkatikannya, ini termasuk perangai yang tercela sekali.
13.
orang yang bangkrut /jatuh pailit : afatadaruuna
minalmuflisu? Qaluu: almuflisu fiinaman ladirhama lahu walamata’a, faqala :
innalmuflisa min ummatii ya’tii yaumal qiamati bishalatin washiamin wazakatin,
waya’tii waqadsyatama hadzaa, waqadafa hadza, wa akala mala hadza, wasafaka
dama hadza, wadharaba hadza, fayu’thaa hadza min hasanatihi wahadza min
hasanatihi, fainfaniat hasanatahu qabla an yuqdhaa ma’alaihi hadza min khathayahum
fathurihat ‘alaihi tsumma thuriha finnari ( rawahu muslim ‘an abi hurairah),=
artinya : bertanya rasulullah saw, taukah kalian siapakah orang yang (bangkrut) itu? Para shahabat menjawab
: orang yang bangkrut itu ialah orang yang tidak ber uang dan tidak berharta,
rasulullah saw, bersabda : sesungguhnya orang yang jatuh pailit / bangkrut dari
umatku ialah orang yang pada hari qiamah, datang dengan membawa hasil ‘amalan shalat- puasa-dan zakat, disamping itu ialah
berdusta mencacimaki ini menuduh itu dan memukul ini, maka ia (yang dinodai) itu menerima dari
kebaikannya dan yang lain pun dari hasil kebaikannya pula, apabila hasil
kebaikannya itu habis padahal belum selesai memenuhi tuntutan orang yang
mempunyai haq menuntut, maka diambillah kesalahan2 orang-orang tersebut
kemudian dilemparkan/dibebankan kepadanya, lalu dicampakkan dia itu kedalam
neraka.
14.
Menyuruh orang pada kebaikan tanpa dirinya sendiri
menjalankan : yu’yaa
birrajuli yaumalqiamati fayulqaa fiinnari fatandaliqu aqtabu bathnihi
fayadhurubiha kama yadhuruuru himaru fiirruha
fasayajtami’u ilaihi ahlunnari fayaquuluuna, yafalanu malaka? Alam takun
ta’muru bilma’ruufi watanhaa ‘anilmunkar? Fayaquulu : balaa kuntu amuru
bilma’ruufi walaa atiihi wa anhaa ‘anilmunkari wa atihi ,= artinya : pada
hari qiamah seorang dihadapkan kepengadilan Allah lalu dicampakkan kedalam
neraka maka keluarlah usus perutnya sambil berputar-putar dia bagaikan keledai
yang berputar-putar mengitari penggilingan. Maka berkerumunlah ali-ahli neraka
kepadanya dan bertanya : hai pulan, mengapakah engkau begini? Bukankah engkau (sewaktu didunia) gemar menyuruh pada
kebaikan dan mencegah perbuatan munkar? Ia menjawab : benar, aku selalu
menganjurkan orang lain untuk berbuat baik tetapi aku sendiri tidak
melaksanakannya dan aku mencegah kemunkaran padahal aku suka menjalankannya.
Bismillahirrahmanirrahiim
Peringatan
Tahun : banyak malapetaka –kejahatan dan kekacauan : peperangan dan
saling serang
Ada gerakan2 rakyat dan pemuda2 berambut lebat, banyak yang menjadi
jahat badan terpotong hidung atau kuping, banyak harta rampasan,
Tahun : banyak berawan/mendung-banjir-banjir deras-laut meluap-sampai
berserakan-banyak tanah menjadi subur.
Tahun : kesuburan bagi sebagian beruntung mendapat harta dengan mudah,
dilain pihak banyak yang kelaparan dan orang-orang kikir dan qaum zandiq (yang menyembunyikan kekufuran) mendadak miskin tidak mendapat penampungan.
Tahun : bencana banjir besar dan gempa bumi, gunung (muzdalifah) berguncang, udara panas menyesakkan, orang-orang pezina celaka.
Tahun : timbulnya wabah penyakit : (kolera) – bisul-gondok-sesak nafas-
sakit kerongkongan-perut kembung-penyakit dahaga.…obatnya : susu yang kental… (dengan
dipanaskan) –
air tawar agak asin (seperti air zazam)-dan tanggal dengan azimat.
Tahun : terbongkarnya harta-harta terpendam dalam tempayan-tempayan besar
yang terhanyut dari kuburannya memberikan rizqi yang berkah bagi para
penemunya,
Tahun : Allah menurunkan ‘ilmu laduni bagi yang dikehendakinya yakni yang
gemar berdu’a.
Hajatan : malam jum’at 14 muharam 1404 H : seluruh bangsa siluman
berpesta hari rayanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar