Thaa : thareqatul
anfas : didalam thareqatul anfasiah cara
mengamalkan thareqatnya lebih didasarkan atas hitungan nafas yang banyaknya
dalam (24 jam) sehari semalam ada
dua puluh delapan ribu (28,000) nafas
keluar masuk turun naik.
Firman Allah ta’ala
: tsumma latus-aluna yauma-idzin ‘aninna’iim (attakatsur-8)
Artinya : kemudian kamu akan diperiksa (dituntut
pertanggunggan jawab) pada hari kiamat dari segala nikmat-nikmat yang telah
kamu peroleh, (ingat : nafas adalah nikmat besar) dan lagi firmannya :
Fawailu
lilqasyati quluubuhum min dzikrillahi, ulaa-ika fii dhalalimmubiini
(azzumar-22),
Artinya : maka neraka wel bagi orang-orang yang keras/kusut
hatinya (terkunci) daripada
mengingati Allah, mereka itu adalah dalam kesesatan yang nyata sekali.
Maka tidak boleh tidak tiap-tiap nafas turun naik keluar
masuk lewat hidung itu pasti akan diperaksa, dituntut dari kita pertanggungan
jawab atas nikmat (nafas) itu paa
hari qiamat nanti, apakah nafas dan hati itu bukan termasuk pada golongan yang
kafir ataukah golongan yang sebangsa hayaqan yang kusong melompong dari…dzikrullah ataukah berisi hatinya
sebagai mukmin yang ada padanya ma’rifatullah
dan dzikrullah, yaitu yang
tiap-tiap nafasnya di isi/dihiasi dengan dzikrullah,
bergerak
Geraknya itu seolah-olah telah menamatkan/menghatamkan kitabullah
yang (104) bermula kitab-kitab yang
diturunkan oleh Allah kepada sekalian rasul-rasulnya tu ada sebanyak (104) kitab dan semuanya itu terhimpun
maknanya di dalam (Al-Quran) yang (30 zuz) berisi (6666) ayat dan seluruh maknanya itu terhimpun di dalam surat (Al-fatihah) dan makna (Al-fatihah) terhimpun di dalam (Bismillahirrahmanirrahiim) dan
makna (Bismillahirrahmanirrahiim)
terhimpun maknanya kepada huruf (Ba)
dan makna (Ba) yaitu Bikana makana
dan bikana mayakuuna, (dengan Aku adanya
yang telah ada-dan dengan Aku adalah yang akan ada). –dan makna (Ba) itu terhimpun di dalam titik (Ba) yang dibawah huruf (Ba) ..(Nuqthah) dan makna titik terhimpun kepada biniyah (bibit) yang ditanamkan oleh Allah
ta’ala di dalam (Hati) hambanya,
berbunyi lagi bergerak sendirinya mengucap dzikir (Allah, Allah, Allah) berkekalan berkepanjangan tiada berkeputusan.
Dzikir Anfas
Tharekatul Anfasiyah
Maka mendawamkan dzikrullah (Allah Huu) menyertakan keluar masuk nafas yaitu : diwaktu keluar
nafas di dzikirkan (Allah) sepanjang
nafas keluar dihela dari pusat naik ke ubun-ubun (lathifatul kulli jasadi), maka dihimpun pada (lathifatul qalbi) kalimat hiyal ‘ulya (Allah) ini dengan bulan sampai nafas keluar habis kemudian nafas
masuk seolah-olah dari awal nafas masuk yaitu dihela dari ubun-ubun kepusat :
ismudz-dzat (Huu) dan sebulat
mungkin dihimpun dalam pusat (johar
awal) sampai bersambung lagi dengan nafas keluar sebagaimana tersebut tadi.
Demikianlah terus menerus dan berkekalan adanya.
Ja = thareqatul junaidil baghdadi : yakni berdzikir siang hari
, waktunya diantara matahari terbit sampai terbenamnya, di dzikirkan dengan
lisan, yaitu bersumber pada suatu surat
annashar, memenuhi perintah Allah subhanahu wata’ala :
Fasabbih
bihamdika rabbika wastaghfirhu innahu kana tawabaa (annashar -3).
Artinya : maka tasbihkan (Akuilah kesucian) tuhanmu dengan bakti puji kepada tuhanmu dan
bermohonlah kepada Allah (untuk dirimu
dan qaummu), demi sesungguhnya Allah maha luas menerima taubat.
Surat annashar ini diturunkan dimiina ketika Nabi saw,
menjalankan Haji wada’, dalam hadits yang diriwayatkan oleh bukhari dan salam
dari siti ‘aisyah r.a, diterangkan bahwa setelah turunnya surat annashar ini rasulullah saw, senantiasa membaca :
Subhanallahi
wabihamdihi, dan istighfarullahalu wa-atubu ilaihi, perlu pula di ingat bahwa sesudah surat inilah turunnya ayat yang terakhir :
Alyauma akmaltu
lakum dinukum ..dan bahwa istilah turunnya
surat annashar
ini sampai waktunya Nabi saw, adalah (70)
hari.
Maka itu dzikrul-ayyam (dzikir
harian) dirumuskan oleh syekh junaid al-baghdadi : dimulai …(subhanallah)…pada hari ahad dan pada
hari sabtu…(istighfar)…dan
dijalankan sekurang-kurangnya (35 hari
atau 5 minggu) hal mana mengambil dari jarak antara turunnya ayat..(laqad ja-akum rasuulu min anfusikum),,,sampai
waktunya Nabi saw, adalah (35) hari,
dan atau (80) hari mengambil dari
jumlah hari dari turunnya surat
annashar sampai waktunya nabi saw,
Mengambil bilangan dari jumlah nafas kita sehari semalam
keluar masuk ada (28,000) ribu, maka
bilangan yang di dzikirkan tiap-tiap hari itu adalah (28,000) dibagi (7 hari)
=4000 seharinya, maka jadilah
kipayah dzikir ayyam sebagai berikut :
(dengan lisan)
1.
hari ahad : Subhanallah (4000x) disertai dengan siir pada lathifatul
qalbi.
2.
hari senin : Alhamdulillah
(4000x) disertai dengan siir pada lathifar-ruuh.
3.
hari selasa : laa ilaha illalahi (4000x) disertai dengan siir
pada lathifatus-siir,
4.
hari rabu : Allahu
akbar (4000x) disertai dengan siir pada lathifatul khafi.
5.
hari kamis : lahaula wala quwwata illa billahi (4000x)
dosertai siir pada lathifatul akhfa.
6.
hari jumah : shalawat
(4000x) disertai dengan siir pada lathifatun-nafsi ana thiqah.
7.
hari sabtu : istighfar (4000x) disertai dengan siir pada
lathifatul kulli jasadi,
dari ayat : …fasabbih
bihamdi rabbika wastaghfiruhu…. Itu terkandung adab bertaubat yaitu :
1.
akuilah kesucian tuhan.
2.
persembahkanlah bakti puji (badan,
hati, nyawa),
3.
akuilah tiada tuhan selain Allah.
4.
akuilah maha agung Allah.
5.
akuilah kepapa-anmu, fakir akan pemberian Allah.
6.
akuilah hendak mematuhi perintah dan larangan Allah yang
telah disampaikan oleh rasulnya,
7.
baru mohon ampunanlah.
Maka itu menjalankan dzikir harian ini sebanyak-banyaknya
sepanjang masa hidup sekurang-kurangnya (35
atau 80 hari) sambil pantangan makan yang berasal dari (hayawan) maksudnya hendak meninggalkan nafsu, shifat, akhlaq,
kehewanan mengambil hikmah dari ayat yang pertamanya surat annashar :
Idza jaa-a nashrullahi walfathu..artinya apabila telah
datang pertolongan dari Allah dan kemenangan…apabila dikendaki datangnya
pertolongan dari Allah dan keberhasilan…antara lain menjadi manusia yang utama
yang tidak bershifat hayawan.
Miim =
thareqatul muafaqah awissammaniyyati awil muhammadiyyah.
Adapun thareqatul
muafaqah ini disebut juga thareqatus-samaniyyah dan disebut juga threqatul
muhammadiyyah, dan menjalankan dengan mendzikirkan asma-ulhusna yang (99) asma itu.
Bermula dihitung jumlah ‘adad huruf nama orang hendak
mengamalkannya dan asma-ul husna yang diamalkannya ialah yang jumlah ‘adad
hurufnya sama besarnya dengan ‘adad huruf dari orang tersebut, lalu bilangan
banyaknya baca-annya itu adalah : ‘
Adad nama kali ‘adad nama, maka itu disebut : Muafaqah.
Untuk mengetahui ‘adad nama yang beramal dan atau ‘adad huruf asma-ul husna,
perlu diketahui ‘adad tiap-tiap hurup abjad yang (24) huruf itu sebagai berikut.
Adapun
huruf-huruf tertentu dari nama-nama indonesi yang tidak ditemukan dalam (28)
huruf abjad tersebut ‘adadnya adalah sebagai berikut :
Ca =
‘adadnya sama dengan : Syin = 300
G =
‘adadnya sama dengan : Qaf = 100
Ng =
‘adadnya sama dengan : Nuun = 50
Ny =
‘adadnya sama dengan : Ya = 10
Beberapa contoh :
Nama : coco ‘adadnya sama dengan Syusyu =
612
Nama : Gandi ‘adadnya sama dengan Qandi = 164
Nama : Dadang ‘adadnya sama dengan Dadan = 59
Nama : saunya ‘adadnya sama dengan Sauya = 77
Lalu carilah asma-ul husna yang ‘adad hurufnya sama
jumlahnya dengan masing-masing nama tersebut, umpamanya : untuk =coco = asma-ul
husna yang ‘adadnya 612 tidak
terdapat, maka gabungkanlah lebih dari satu asma yang jumlah ‘adad hurufnya
cocok 612, maka didapatkanlah : ya
syakuura ya badii’u (526-86-612)
Dan bilangan yang mesti dihatamkan adalah ( 612-612=444537) tigaratus tujuh puluh
empat ribu dan lima ratus empat puluh empat
kali) dan batas waktunya menurut petunjuk dari syekh /gurunya sesampainya : lima hari puluh tujuh hari
atau 40 hari atau 90 hari.
Manakala suatu jumlah ‘adad nama belum juga cocok dengan
gabungan dari dua asma-ul husna, maka carilah gabungan (3) asma dan seterusnya
adapun gelar-gelar didepan nama seperti : aden-tengku atau- siti pada nama
wanita dan yang semacam itu lagi maka tiada turut dihitung.
Selama ber’amal maka juga disertai puasa sunah satu hari
atau tiga hari atau sebanyak hari menurut jumlah hurup sekiranya pada nama
orang yang bersangkutan, umpanya : paa nama coco tersebut aa huruf sukun dan
berarti (3) hari perhatikanlah firman Allah ta’ala :
Walillahil asma-ul husna fad’uhu biha wadzarullahdziina
yulhiduuna fii asma-ihi, sayuzzauna makanuu ya’lamuuna (al-‘araf -180)
Artinya : dan bagi Allah nama-nama yang indah, maka oleh
karenanya serulah (berdu’alah) engan nama-nama itu : dan biyarkanlah orang yang
mengingkari nama-nama Allah itu, mereka akan dibalas menurut apa yang mereka
telah perbuat. Inilah asma-ul husna :
Maka atas tiap-tiap segi ilmu dan kipayah thareqat dzikir
selalu disamakan dengan timbang trima dari guru kepada murid yang disebut
(Ijajah) berjiwa aan ridha karena allah ta’ala yang menyerahkan dan ridha
karena Allah pun yang menerimanya, karena (ridha adalah puncaknya segala
hukum), timbang terima mana perhatikanlah marad yang terkandung didalam firman Allah ta’ala : waridhatu
lakumul islam diinaan )alma-idah-45)
Artinya : dan kami (Allah) telah meridhai islam menjadi
(Agama) kamu sekalian itulah sebagai timbang terima : allah telah menyerahkan
al-islam (Ijajah) dan wajib atas kita menerimanya dengan ridha mengamalkannya
apa-apa syarath syare’atnya, thareqatnya-haqeqatnya-ma’rifatnya.
tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar