Panduan Dzikrullah

Panduan Dzikrullah

Kamis, 22 Oktober 2015

Bab_8_A_Berdzikir pada tingkat dasar






Thariqaina ‘alaa ‘adadi harfi naqthijami, faman lam ya’tina fii zamanina la budda yandim
Bermula thareqat kita ini atas bilangan huruf naqthajami, maka barangsiapa tidak mendatangi kami dan mengambilnya pada masa kami tidak boleh tidak tentu menyesal.

 

Keterangan naqthajami ,
Nun-nuun, dari ayat : Nuun walqalami wama yasthuruna, maa anta bini’mati rabbika bimajnuuni (al-qalam 201)
Artinya : Nuun, demi kalam  dan apa yang mereka tulis berkat nikmat Tuhanmulah kamu bukan orang gila. 

Qaf, qaf, qaf, walquranil hamdi bal ‘ajibuu anjaa-a hum mundziruminhum f’qalal kafiruuna hdzaa syai-un ‘ajiibu ( qaf -1-2)
Artinya : demi alquran yang sangat mulya. Mereka tidak menerimanya, bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari lingkungan mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir ini adalah sesuatu yang amat ‘ajiib. 
 

Thaha, m’ anzalna ‘alaikal qurana lMt’sOqaa, illa t’dzkiratan liman yakhsyaa (Thaha-1-2-3)

Artinya : Thaaha, kami tidak menurunkan al-quran ini kepadamu agar kamu mendapat kesusahan, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut kepada Allah.
 

Wannajmi idzaa hawaa, madhala shahibukum wama ghawaa, wama yanthiqu ‘anil hawaa, in huwa illa wahya yuuhaa (annajmu -1-4 )

Artinya : demi bintang ketiga terbenam, kawanmu tiaa sekali-kali sesat dan tidak pula keliru, an diya tidak bicara menurut kemauan hawa nafsunya sendiri, perkataannya itu tiyada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.
 

Miim. Aliif  laam miim , dzalikalkita bularaibafiihi hudallilmuttaqiina (al-baqarah-1-2)

Artinya : aaliif laam miim kitab al-quran ini tiyada guna padanya,  adalah petunjuk bagi mereka yang berdzkir pada tingkat dasar maksudnya berlatih setapak demi setapak terutama mengenai dzikir lathaif umpamanya, dan tiap-tiap thareqat mangajarkan bermacam-macam pokok dasar, yang pada garis besarnya sebagai berikut :  

1. Nun = annaqsabandiyyah : dzikir asma lidzat pada (7) lathaif. Yang penting mula-mula tahliil terlebih dahulu dzikir kalimatul’ulya (Allah, Allah, Allah) terus menerus pada satu lathifaul qalbi saja mitsalnya sampai mencapai ( 1000x) lalu tingkatkan cepatkan dengan waktu yang sama supaya dapat mencapai (5000x) atau lebih dan juga ditingkatkan rasa fana-unya, baru nanti menurut kipayah yang selengkapnya dalam masa latihan ini lebih dititik beratkan pada menghidupkan dulu lathifatul qalbi itu untuk berdzikir sebab manakala pada lathifatul qalbi ini belum dapat berjalan, tentu pada lathaif lainnya pun demikian, sebaliknya jika pada lathifatul qalbu sudah berjalan, mudahlah pada lathaif lainnya, maka bagi yang mendapat kesukaran dalam geraknya lathifatul qalbu tersebut apatlah dibantu dengan cara menggerakkan (jari telunjuk yg kanan) memang terdapat rahasia disitu buktikanla!manakala pada waktu kita mengucapkan kalimat syahada dikala tahiyat : (asyhadu alla ilaha illallah) telunjuk itu kita pantengkan berbarengan dengan itu paa lathiful qalbi kita pun berdenyut bergerak halus(Allah, Allah..) cobalah !

2. Qaf = Qadariyyah : trlebih dahulu dibiyasakan (dawam) dzikir nafsi isbat yaitu : Lailaaha illallah-dengan siir dan helaan lathaif yang kita namakan juga dzikir hari2 bagian malam hari yaitu dikerjakan sambil menahan nafas, lihat pada gambar ini.



 





Pertama-tama tarik  dengan (siir) perasaan dari pusat ..(Laa).. sambil dilisankan dan ditahan nafas, terus dihela naik sampai keubun-ubun, himpun sebentar disitu, lalu meneruskan …(Ilaha)… dihela dari ubun-ubun kebahu kanan sedemikian mendalamnya, terus dihela kejurusan lathifatul qalbi melalui lathifatul akhfa dan pada lathifatul akhfa ini ..(illaa)...terus dari situ langsung masukkan…(Allah)..kedalam lathifatul qalbi.
Yang demikian dikerjakan tiap-tiap malam (160x) selama (80) nafas keluar dan masuk- berarti tiap-tiap satu kali tahan nafas (3x) Laa ilaha illallah
Diriwayatkan dalam sebuah hadits suatu percakapan antara sayyina ‘alii r.a, dengan rasulullah saw,:
 

faqala ‘aliyyu : kaifa adzkuru yarasuulullah? Faqala saw, ‘ammidh ‘anaika wasma’, faqala saw, laa ilaha illallahu…tslatsa marratin mughammidhan ‘ainahu tsumma qalaha ‘alayya kadzalika , tsumma laqqumaha ‘aliyyu lilhasanil basharii.
Artinya : maka bertanya sayyidina ‘alii r.a, bagaimana caranya saya berdzikir ya rasulullah? Maka bersabda rasullullah saw,: pejamkanlah matamu dengarkanlah aku, lalu beliau mengucapkan….Laa ilaha illalah… tiga kali sambil kedua matanya terpejam kemudian sayyidina ‘alii pun mengucapkan seperti sayyidina hasanul bashrii, dari sayyidina hasanul bashri diteruskan ajaran ini pada habibul ‘ajami terus kepada sayyidina daud athaa terus kepada sayyidina ma’rufil karhii terus kepada sayyidina sarral saqathii terus kepada syaikhul junaidil baghdadi terus turun temurun hingga masa sekarang, maka dari masa itu menjadilah ajaran itu suatu ‘ilmu pendidikan dzikir yang dinamakan : ilmu thareqat,

Telah ditandaskan pula oleh rasullullah saw,, dengan sabdanya : 
 

afdhalu maqultu ana wannabiyyuna minal qalbii :…laa ilaha illallah
artinya : .semulya-mulya apa yang suka aku ucapkan dan yang selalu di ucapkan juga oleh para Nabi-nabi sebelumku ialah : Laa ilaha illallah,

 

Dan lagi sabdanya : afdhaludz-dzikri laa ilaaha illallahu.

artinya : utamanya dzikir ialah : laa ilaha illallah,


 Bersambung ke_8_B






Tidak ada komentar:

Posting Komentar