Thariqaina ‘alaa
‘adadi harfi naqthijami, faman lam ya’tina fii zamanina la budda yandim
Bermula thareqat kita ini atas bilangan huruf naqthajami,
maka barangsiapa tidak mendatangi kami dan mengambilnya pada masa kami tidak
boleh tidak tentu menyesal.
Keterangan naqthajami ,
Nun-nuun, dari ayat : Nuun walqalami wama
yasthuruna, maa anta bini’mati rabbika bimajnuuni (al-qalam 201)
Artinya : Nuun, demi kalam
dan apa yang mereka tulis berkat nikmat Tuhanmulah kamu bukan orang
gila.
Qaf, qaf, qaf,
walquranil hamdi bal ‘ajibuu anjaa-a hum mundziruminhum f’qalal kafiruuna hdzaa
syai-un ‘ajiibu ( qaf -1-2)
Artinya : demi alquran yang sangat mulya. Mereka tidak
menerimanya, bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang
pemberi peringatan dari lingkungan mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang
kafir ini adalah sesuatu yang amat ‘ajiib.
Thaha, m’ anzalna
‘alaikal qurana lMt’sOqaa, illa t’dzkiratan liman yakhsyaa (Thaha-1-2-3)
Artinya : Thaaha, kami tidak menurunkan al-quran ini
kepadamu agar kamu mendapat kesusahan, tetapi sebagai peringatan bagi orang
yang takut kepada Allah.
Wannajmi idzaa
hawaa, madhala shahibukum wama ghawaa, wama yanthiqu ‘anil hawaa, in huwa illa
wahya yuuhaa (annajmu -1-4 )
Artinya : demi bintang ketiga terbenam, kawanmu tiaa
sekali-kali sesat dan tidak pula keliru, an diya tidak bicara menurut kemauan
hawa nafsunya sendiri, perkataannya itu tiyada lain hanyalah wahyu yang
diwahyukan kepadanya.
Miim. Aliif laam miim , dzalikalkita bularaibafiihi
hudallilmuttaqiina (al-baqarah-1-2)
Artinya : aaliif laam miim kitab al-quran ini tiyada guna
padanya, adalah petunjuk bagi mereka
yang berdzkir pada tingkat dasar maksudnya berlatih setapak demi setapak
terutama mengenai dzikir lathaif umpamanya, dan tiap-tiap thareqat mangajarkan
bermacam-macam pokok dasar, yang pada garis besarnya sebagai berikut :
1. Nun = annaqsabandiyyah : dzikir asma lidzat pada (7) lathaif. Yang penting mula-mula
tahliil terlebih dahulu dzikir kalimatul’ulya (Allah, Allah, Allah) terus menerus pada satu lathifaul qalbi saja
mitsalnya sampai mencapai ( 1000x)
lalu tingkatkan cepatkan dengan waktu yang sama supaya dapat mencapai (5000x) atau lebih dan juga
ditingkatkan rasa fana-unya, baru nanti menurut kipayah yang selengkapnya dalam
masa latihan ini lebih dititik beratkan pada menghidupkan dulu lathifatul qalbi
itu untuk berdzikir sebab manakala pada lathifatul qalbi ini belum dapat
berjalan, tentu pada lathaif lainnya pun demikian, sebaliknya jika pada
lathifatul qalbu sudah berjalan, mudahlah pada lathaif lainnya, maka bagi yang
mendapat kesukaran dalam geraknya lathifatul qalbu tersebut apatlah dibantu
dengan cara menggerakkan (jari telunjuk
yg kanan) memang terdapat rahasia disitu buktikanla!manakala pada waktu
kita mengucapkan kalimat syahada dikala tahiyat : (asyhadu alla ilaha illallah) telunjuk itu kita pantengkan
berbarengan dengan itu paa lathiful qalbi kita pun berdenyut bergerak halus(Allah, Allah..) cobalah !
2. Qaf = Qadariyyah : trlebih dahulu dibiyasakan (dawam) dzikir nafsi isbat yaitu :
Lailaaha illallah-dengan siir dan helaan lathaif yang kita namakan juga dzikir
hari2 bagian malam hari yaitu dikerjakan sambil menahan nafas, lihat pada
gambar ini.
Pertama-tama tarik dengan (siir) perasaan dari pusat ..(Laa).. sambil dilisankan dan ditahan
nafas, terus dihela naik sampai keubun-ubun, himpun sebentar disitu, lalu
meneruskan …(Ilaha)… dihela dari
ubun-ubun kebahu kanan sedemikian mendalamnya, terus dihela kejurusan
lathifatul qalbi melalui lathifatul akhfa dan pada lathifatul akhfa ini ..(illaa)...terus dari situ langsung
masukkan…(Allah)..kedalam lathifatul
qalbi.
Yang demikian dikerjakan tiap-tiap malam (160x) selama (80) nafas keluar dan masuk- berarti tiap-tiap satu kali tahan
nafas (3x) Laa ilaha illallah
Diriwayatkan dalam sebuah hadits suatu percakapan antara
sayyina ‘alii r.a, dengan rasulullah saw,:
faqala ‘aliyyu :
kaifa adzkuru yarasuulullah? Faqala saw, ‘ammidh ‘anaika wasma’, faqala saw,
laa ilaha illallahu…tslatsa marratin mughammidhan ‘ainahu tsumma qalaha ‘alayya
kadzalika , tsumma laqqumaha ‘aliyyu lilhasanil basharii.
Artinya : maka bertanya sayyidina ‘alii r.a, bagaimana
caranya saya berdzikir ya rasulullah? Maka bersabda rasullullah saw,:
pejamkanlah matamu dengarkanlah aku, lalu beliau mengucapkan….Laa ilaha
illalah… tiga kali sambil kedua matanya terpejam kemudian sayyidina ‘alii pun
mengucapkan seperti sayyidina hasanul bashrii, dari sayyidina hasanul bashri
diteruskan ajaran ini pada habibul ‘ajami terus kepada sayyidina daud athaa
terus kepada sayyidina ma’rufil karhii terus kepada sayyidina sarral saqathii
terus kepada syaikhul junaidil baghdadi terus turun temurun hingga masa
sekarang, maka dari masa itu menjadilah ajaran itu suatu ‘ilmu pendidikan
dzikir yang dinamakan : ilmu thareqat,
Telah ditandaskan pula oleh rasullullah saw,, dengan sabdanya
:
afdhalu maqultu
ana wannabiyyuna minal qalbii :…laa ilaha illallah…
artinya : .semulya-mulya apa yang suka aku ucapkan dan yang
selalu di ucapkan juga oleh para Nabi-nabi sebelumku ialah : Laa ilaha illallah,
Dan lagi sabdanya :
afdhaludz-dzikri laa ilaaha illallahu.
artinya : utamanya dzikir ialah : laa ilaha illallah,
Bersambung ke_8_B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar