Dan setengah dari pada itu Hati dimengenakan ( sirr ), dalilnya firman Allah ta’ala
dalam hadits qudsi :
Al insanu sirri wa ana sirruhu
Artinya : bahwa manusia yang kamil almukamil itu
rahasia kami dan kami rahasia mereka. Maksudnya : manusia itu rahasia kami –
‘ilmu laduni dan ‘ilmu ma;rifat – dan bahwa : kami rahasia mereka – kamilah
pandangan hati mereka, dan pendengarannya dan penglihatannya dan wujudnya
dengan kami dari pada kami kepada kami tiada beserta dengan mereka hanyalah
kami.
Diantara mahabbah utama yang telah mendapat rahasia
tersebut adalah saidina Abubakar .r.a karena Nabi .s.a.w telah bersabda :
Maafadhollakum abubakrin
bikasroti sholatin washiyamin bal bisirri waqri fii shodrihi.
Artinya :
tiadalah melebihi kamu abubakar itu dengan banyaknya shalat dan berpuasa
tetapi dengan sebab Rahasia yang amat berat / kokoh di dalam dadanya.
Dan telah pula berkata abubakar shidiq .r.a. :
Fii kulli kitabun sirrun.
Wasirrullahi fiil quraani awaila suwari.
Artinya : didalam tiap–tiap kitab itu ada beberapa
Rahasia. Dan Rahasia Allah di dalam Al – Quran itu adalah segala permulaan surat.
Maka di dalam kaitan ini telah barkata syekh albu’buul
asroriyah :
Huruful fawatihi fii awailissuri hiya hurufun nuri.
Adapun segala hurup fawatih pada segala permulaan
sirat itu adalah huruf nuur selain daripada itu, bahwa Hati disebut juga : (Insan) dalilnya firman
Allah ta’ala :
Laqod kholaqnal insana fii
akhsani taqwiim. (attiini. 4)
Artinya : demi sesungguhnya kami jadikan Insan itu
pada sebagus – bagus rupa / bentuk / pendirian. Maqshudnya : sedemikian bagus
rupa insan itu hingga tidak dapat dipandang dengan mata kepala dan tidak dapat
diraba dengan anggota tubuh kasar. Terbanding dengan tubuh halus, maka tubuh
dhohir itu belum sesempurna tubuh halus karena tubuh dhohir itu tersusun
daripada – darah – daging – dan sebagainya, bahkan mengandunga najis dalam
perut lagi pila terkena rusak – sakit – tua – dan binasa.
Bagaimana rupa insan diri yang halus yang bathin itu
telah diterangkan dalam hadits qudsi :
Wakhuliqol insanu ‘ala shurotirrahmani
Artinya : dan dijadikan insan itu diatas rupa rahman ( yakni : ‘ala shurati ismirrahmaan )
Siapakah rupa nama Rahman ? yaitulah nama kalimat (Allah–Allah–Allah) yaitulah
seolah–olah tinta penulis (Nuur
Muhammad) yang menyinarkan kalimat (Allah–Allah–Allah)
itu pada sekalian tubuh, maka kalimat itu bergeraq dengan sendirinya–berbunyi dengan
sendirinya–berkekalan–berkepanjangan–tiada berkeputusan.
Yaitulah Seolah-olah Tinta Penulis Nuur Muhammad
Yang Menyinarkan Kalimat: Allah.Allah.Allah.Itu Pada Sekalian Tubuh,
Maka Kalimat Itu Bergerak Dengan Sendirinya-Berbunyi Dengan
Sendirinya-Berkekalan-Berkepanjangan-Tiada Berkeputusan.
Manakala nur muhammad itu bercahya – cahya pada
sekalian tubuh yang zhohir beserta bathin, maka dikatakan insan itu juga (tidak tidur hatinya) dan
manakala Nur Muhammad itu tiada bercahya diluar tubuh pun juga tidak didalam
tubuh batin, maka insan itu (mati hatinya) lagi pula hati itu dikatakan juga :
‘aqal , dalillnya ialah sabda rasulullalah :
Awalu makholaqollahul ‘aqlu
Artinya : mula – mula yang
dijadikan oleh alah itu ‘aqal.
Al’aqlu nuurul fii qolbi.
Artinya : ‘aqal itu adalah
cahya didalam hati.
Dan menurut ahli tashauf daripada ahli thoreqat naqsabandiyah bahwa itu
ada dikatakan : (lathifah) dan terperinci dengan nama :
1.
lathifatul
qolbi
2.
lathifatul
ruuh
3.
lathifatul
siir
4.
lathifatul
khofi
5.
lathifatul
akhfa
6.
lathifatulnnafsi
anathiqoh
7.
lathifatul
kullijasadi
didalam bahasa kita suka disebut Sukma firman Allah ta’ala
Alaa lahulkholqu wal amru, tabarokallahu robbul
‘alamiin, (al – imran . 54)
artinya : ketahuilah : bagi allah segala makhluq ini
dan segala urusan itu milik allah maha agung allah seru sekalian alam.
Telah berkata
syaihuna : ‘ilam annal insana murokabu min’asyroti lathoifi wahiya ‘alaqismaini
Artinya : ketahuilah oleh kamu bahwa manusia tersusun dari
sepuluh lathoif dan terdiri dari
Dua bagian
1 .
‘Alamul Amri :
Lathifatul Qolbu…Lathifatur Ruuh…Lathifatus
Sirr…Lathifatul Khofi…Lathifatul Akhfa
2 . ‘Alamul
Kholqo
Lathifatun Nafsi Annathiqoh
‘Anashir
Maun-( Air )‘Anashir Narun ( Api )‘Anashir Rihun ( Angin )‘Anashir
Turobun---( Tanah ).
Maka yang empat ini terhimpun dan dinamakan :
lathifatul kulli jasadi
Bersambung ke_13_C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar