1.
Wasiat malaikat jabraiil r.a : atanii jibriilu
faqala : ya muhammad ‘itsma syi’ta fainnaka mayyitun, wa-ahbib masyi’ta
fainnaka mafariquhu, wa’mal masyi’ta fainnaka majriyyun bihi, wa’lam anna
syarafal mu’mini qiyamuhu billaili, wa’izzahus tighna lauhu ‘aninnaasi (rawahul
baihaqi ‘an jabar), artinya : jibril telah atang kepada saya, kemudian dia
berkata, : wahai muhammad hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya engkau akan
mati, cintailah apa saja yang engkau kehendaki, karena sesungguhnya pasti akan
berpisah dengannya, berbuatlah apa saja yang engkau kehendaki karena engkau
pasti mendapat balasan dari ‘amal itu, ketahuilah bahwa orang mukmin yang
paling mulia ialah orang yang senantiasa (Shalat
Malam) dan mukmin yang mulya ialah orang yang tidak membutuhkan manusia
lainnya (tidak menggantungkan diri pada
orang lain).
2.
Cara shalat yang baik :
idzash-shalla ahadukum falyushalli
shalata mawadda’I shalata man layazhunnu innahu yarji’u ilaiha abadan (rawahu
dailami ‘an am salmah) artinya : apabila sala seorang kamu mengerjakan
shalat, maka shalatlah seperti shalatnya orang yang minta diri, yang ia
berkeyakinan seolah-olah dirinya tidak akan kembali selama-lamanya, maksudnya :
orang yang shalat dengan keyaqinan bahwa itulah shalatnya yang terakhir
penghabisan tentu akan benar-benar (Khusu’) dan penuh
ta’zhim, seperti itulah shalat yang terbaik.
3.
Menyembunyikan ilmu :ayyuma rajulin ayatahullahu ‘ilman fakatamahul jamahullahu yaumal
qiyamati bilijamin minannari (awahu althabranii), artinya : mana saja yang
diberi ilmu oleh Allah kemudian menyembunyikannya maka nanti dihari qiyamat
Allah akan mengekangnya dengan kekangan api neraka. Maksudnya : orang yang
jahil wajiblah belajar dan orang yang ‘alim wajib mengajar, maka orang yang
kikir dari memberi ilmu pengetahuan yang ada pada dirinya di ancam dengan
‘adzab neraka.
4.
Hendaklah bercita-cita : innamal-amalu
ahmatun li-ummatii laulamalu maardha’at ummun waladaha walaa ghaasa syajaan
(rawahu ddailamii waghairahu), artinya :
sesungguhnya cita-cita itu adalah rahmat dari Allah untuk umtku kalau
bukan karena cita-cita seorang ibu tidak akan menyusukan anaknya dan tidak
seorang petani pun mau menanam pohon.
5.
yang mendapat naungan Allah : atadruuna
manissabiquuna ilaa dhillillahi ‘azza
wajalla? Alladziina idza’uthulhaqqa qabiluuhu wa-idza suiluuhu badzaluuhu
wahakamuu linnasi kahakmihim li-anfusihim (rawahu ahmad), artinya : taukah
engkau sekalian siapa orang yang paliang dahulu mendapat naungan dari Allah?
Ialah orang yang menerima kebenaran (haq)
orang yang segera memberi bila dimintai dan orang yang menerafkan /
menjatuhkan hukum kepada orang lain seperti menjatuhkan hukum itu kepada
dirinya sendiri.
6.
Berpagi-pagi berusaha : bakiru fii thalabir-rizqi
walhawa-iji fainnal ghuduw-wabarakatun wanajahun 9rawahu ibn ‘ad’an ‘aisyah), artinya
: berpagi-pagi itulah dalam mencari rizqi dan kebutuhan hidup, sesungguhnya
pagi-pagi itu mengandung barakah dan keberuntungan.
7.
Persaudaraan : taralmukminiinafii tarahumihim watadudihim wata’atufihim
kamatsil jasadi idzasytakaa ‘udhwun tada’alahu sairu jasadihi bisy-syahri
walhumaa (rawahul bukharii), artinya : engkau perhatikan, orang mukmin
dalam hal kasih mengasihi sayang menyayangi dan saling tolong menolong itu
laksana satu tubuh, apabila salasatu anggota tubuh ada yang sakit maka seluruh
anggota tubuh yang lain tertarik untuk membantunya dengan tidak tidur dan
minum.
8.
lapang dada dan besar hati :ta’arraf ilaallahi fiirrahai ya’rifuka fiisy-syiddati, wa’lam anna
ma-akhtha-aka lam yakun liyashibaka, wamaa ashabaka lam yakun liyukhti-aka, wa
annan-nashria ma’ash-shabri wa annal gharaja ma’alkarbi, wa anna ma’al’usri
yusraa (…………), artinya : kenallah kepada Allah pada waktu lapang pasti
Allah mengenalmu diwaktu sempit, ketahuilah ! sesungguhnya apa yang ditetapkan
tidak mengenai engkau pasti tidak akan menimpah kepadamu, sebaliknya apa saja
yang ditaqdirkan untuk menimpah kamu pasti tidak dapat terhindar kamu, sesungguhnya
pertolongan itu datang bersama keshabaran, kesenangan bersama
kesusahan dan sesungguhnya beserta kesulitan itu adalah kemudaha.
9.
Orang yang paling kaya: laisal ghinaa ‘an katsratil earadhi walakinal ghinaa ghinnan-nafsi
(rawahu bukhari muslim ‘an abi hurairah), artinya : bukanlah dinamakan kaya
orang yang banyak harta bendanya tetapi yang dinamakan kaya ialah kaya jiwanya,
10.
Kasih sayang dan hormat : laisa minna man ghassana, wala yakuunal
mukminuuna mukminan hattaa yuhibbu lilmukminiina mayuhibbu linafsihi ( rawahu
thabranii), artinya : tidaklah termasuk golongan orang-orang yang tidak
menyayangi kepada yang lebih kecil/muda dan tidak mengetahuikewajibannya
terhadap prang-orang yang lebih besar/tua bukanlah termasuk golongan orang yang
menipu kamu, seorang mukmin tidak /belum dikatakan iman sehingga ia mencintai
orang mukmin yang lain seperti mencintai terhadap diri sendiri.
11.
Afdhalul imaani an
ta’lama annallah ma’aka haitsu makunta (rawahu thabranii), artinya :
iman yang paling utama ialah : engkau
mengetahui bahwa Allah senantiasa menyertai kamu dimana saja kamu berada.
12.
Tawadha’ :attawadhu’u
layaziidul’abda illa rif’atan fatawa dha’u yarfa’ukumullahu ta’alaa, wal’afwu
layaziidul ‘abda illa ‘izzatan fa’fu ya’izzu kumullahu ta’ala, wash-shadaqahu
layaziidul mala illa katsiiratan. Tashaddaquu yarhamkumullahu (rawahu ibn abii
dunya), artinya : bertawadha’ itu tidak akan menambah kecuali ketinggian,
maka bertawadha’lah kamu, pasti allah meninggikan kamu, pemaaf tidak akan
menambah kecuali kemulyaan, maka jadilah orang pemaaf pasti Allah memulyakanmu,
bersedekah menambah harta kecualai bertambah, bersedekahlah kamu pasti Allah
akan mengasihi kepadamu.
13.
Memberikan kemudahan :
mayyassara ‘alaa ma’siri tayassarahullahu ‘alaihi fiiddunya wal-akhirati
(rawahu ibn majah ‘an abi hurairah), artinya
: barangsiapa yang memberi kemudahan kepada orang yang sedang kesulitan maka
Allah akan memudahkan kepadanya di dunia dan akhirat.
14.
‘Amal yang sangat dicintai Allah : ahabbul’amali ilaallahi adwamuha wain qallu ( ….. ‘alaih), artinya : ‘amal perbuatan yang dicintai Allah ialah yang
kekalnya meskipun sedikit.
15.
Baguskan budi perangai dan banyaklah diam : ‘alaika bihusunil khuluqi wathuuli alsh-shumti fawalladzii
nafsii biadihi matajammalal khala-iqu bimislihima (rawahu abuu ya’laa’an anas),
artinya : wajib bagimu berbudi perangai
yang bagus dan banyak diam, demi dzat yang diriku dalam kekuasaannya, tidak ada
kebaikan bagi manusia yang menandingi keduanya itu.
16.
Orang yang kuat : laisasy-syadiidu
bish-shur’ati innamasy-syadiidul-ladzii yamluku nafsahu ‘indalghadhabi (rawahu
bukhari muslim ‘an ibn hurairah), artinya
: orang kuat bukanlah orang yang
berani bergulat tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menguasai nasunga
ketika marah.
17.
Bekerjalah : ‘ilamuu fkullu
muyassarun lima
khuliqa lahu (rawahu thabrani), artinya :
ber’amallah kamu sekalian, sesungguhnya tiap-tiap orang itu diberi kemudahan
menjalankan sesuatu yang diciptakan Allah untuknya.
18.
Bekerja keras : li-anya’khudzu ahadukum hablahu tsumma yaghduu
ilaa jabali faya’tii bikhuzmati hathabin fayabi’aha fayakuffullahu biha wajhahu
khairullahu min an ya-alannasa ‘athaahu aumana’uhu (rawahu bukhari muslim), artinya
: demi, jika seseorang diantara maku membawa tali dan pergi kebukit untuk
mencari kayu bakar kemudian dipikul kepasar untuk dujual, dengan bekerja itu
Allah mencukupi kebutuhanmu,k itulah lebih baik daripada meminta-minta kepada
orang, baik mereka itu mau memberi atau tidak.
19.
Giat menuntut ilmu : alghuduwwu warrawahu fii ta’liimi afdhalu
‘indallahi minaljihadi fii sabilillahi (rawahu dailamii ‘an ibn ‘abas),
artinya : bahwa berangkat diwaktu pagi dan diwaktu petang untuk menuntut ‘ilmu
itu bagi allah lebih utama daripada jihad fii sabilillah.
20.
Cara berzayarah / berkunjung : zurghiyyan tazdad hubban (rawahu thabrani), artinya :
berzarahlah / berkunjunglah kamu jarang-jarang (jangan terlalu keraf) itu
menambah cinta kasih.
21.
Berbuatlah yang wajar :
ahbib habiibaka huunan ma’asaa anyakuna ya’idhaka yauman maa wa abghidh
ba’idhaka huunan ma’asaa an yakuuna habiibaka yauman maa (rawahu tarmidzi),
artinya : cintailah kekasihmu secara wajar saja, boleh ia akan menjadi musuhmu
pada hari yang lain, bencilah orang yang engkau benci secara wajar saja boleh
jadi dia akan menjadikecintaanmu.
22.
al’alimu walmuta’alimu syariikani fiilkhairi wasaa-irunnasi
lakhairafihim (rawahu thabranii), artinya
: orang yang mengajar dan orang yang belajar keduanya berhimpun dalam kebaikan,
dan segenaf manusia tidak ada kebaikan padanya, (maksudnya : jika tak ada orang
yang mengajar dan belajar tidaklah manusia dapat mengenyam kebaikan lagi.
23.
Taqarrab kepada allah : qala
ta’ala : idza taqarraba ilayyal’abdu syibran taqarrabtu minhu dzira’an, wa idza
taqarraba ilayya dzira’an taqarrabta minhu ba’an, wa idza ataanii masyyan
ataituhu harwalatan (rawahu bukhari),
artinya : apabila hambaku mendekatkan diri kepadaku sejengkal maka aku akan
mendekati kepadanya sehasta, apabila hambaku menekatkan diri kepadaku sehasta,
maka aku akan mendekatinya sedepa, dan apabila dia datang kepadaku dengan
berjalan maka aku akan datang kepadanya dengan berlari.
Bersabung ke_5_C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar