Panduan Dzikrullah

Panduan Dzikrullah

Rabu, 21 Oktober 2015

BAB_18_A_NUUR MA’RIFATULLAH . DAN NUURUL ILAAHII.

 
 
Firman Allah subhanahu wata’aladidalam Alquranul kariim :Alahu nurussamawati wal ard, matsali nurihi kamiskatin fiiha misbahun, fiizujajati, ajjaatu kaannaha kaukabu duriyyuyyuqodu min sajarotiin mubarokatin zaetaunatil lasyarkqiyyatiw walaghobiyatin, sayakadu zaetuha yudiiu walaolam tamsashunaro, nuurun ‘alanuurin,yadillahu linuurihi mayasyau,  wayadhriballahu amtsala linnasi,   wallahu bikulli syai’in  ‘aliim   (  annur 35)   
 
 
 


Artinya Allah pemberi cahya kepada langit dan bumi perumpamaan cahya Allah adalah seperti lobang yang tak tembus yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu didalam kaca itu laksana Bintang yang bercahya seperti Mutiara yang dinyalakan dengan minyak-minyak dari pohon yang banyak berkahnya yaitu pohon Zaetun yang tumbuh tidak disebelah timur – dan tidak disebelah baratnya - 

 
Keterangan :
Pohon zaetun itu biasanya tumbuh dipuncak bukit maka mendapat sinar matahari baik diwaktu Matahari Terbit maupun diwaktu akan terbenam, yang minyaknya saja hampir menerangi walaupun tidak tersentuh api cahya diatas cahya ( berlapis-lapis ) Allah membingbing kepada cahyanya siapa yang Allah kehendakinya dan Allah mengadakan perumpamaan bagi manusia demi Allah yang Maha mengetahui akan segala sesuatu bahwasanya ( Nuur Cahya ) adalah salasatu dari Asmaul Husna maka Allah menamakan Dzat-Nya – Nuur dan Allah menjadikan Nuur. pun Rasulnya –Nuur agamanya  dinamakan Nuur.
Seorang ahli tashauf abu Sa’ad berkata : bahwa Allah menggambarkan dengan Nuur , karena sesungguhnya Allah nampak dengan karunia Dzat-Nya akan Nuur itu dan semua Makhluq  Allah nampak dengan dinampakan Nuur itu.
Dan lagi diriwayatkan dari pada saidina mas’ud rodiallahu ‘anhum , bahwa nabi bersabda : disisi tuhanmu kalian tidak ada malam dan tidak ada siang adapun cahya Nuur langit dan bumi adalah dari Nuur cahya Dzat tuhan.
Dan lagi diriwayatkan dari abi durri rodiallahu anhum : saya bertanya kepada Rasulullah s a w apakah tuan Melihat Tuhan ? yang dijawab beliau : aku melihat Nuur.
Maka ahli tafsir ‘umumnya memberikan perincian sebagai berikut:
1 . Annur--------------------------ialah Allah Pemberi Cahya kepada Langit  dan bumi
2 . Almitskatu--------------------------------------- dimisalkan rongga dada Mu’miin.
3 . Al’Jujaajatu--------------------------------------------------  Qolbu Hati Mu’miin.
4 . Almishbahu------ dimisalkan Cahya yang memancar didalam hati Mu’min
5 . Asysyajarotul  Mubarokatu---------------- -Dialah Sumber Wahyu Ilahii
6. Nuurun ‘Ala Nuuriin------------------------- -ialah Cahya Wahyu Ilahi.
 
 
 
 
Annuru ‘Ibaarotun ‘annuktatin taqo’u fii olbil’abdi hayyun bashirol haqo walbathila waashluha taqwallah,
Artinya : Annur itu ibarat bintik / titik- titik yang terletak dalam Hatinya seseorang Hamba sehingga dengan Nuur itu ia dapat melihat yang Khaq dan yang Bathil dan asalnya titik itu Taqwa kepada Allah .
 
Setengah dari pemuka-pemuka ta’rif ini mengatakan juga : Annuur adalah suatu pengertian dari pada Keyaqinan yang tersedia dala Hati yang mengkaruniai manisnya Amal Ibadah sebagai bukti bertumbuhnya Iman dan teguhnya Keyaqinan.
Adapun karunia Nuur yang menampakan Haqeqat segala sesuatu, sebagai mana sabda rasulullah menurut yang diriwayatkan dari pada abii sai’id roiallahu anhum .:
 
 

Ittaquu firasatal mu;’mini fainnahu yanzhuru binurillahi ta’ala
Artinya : takutilah ( Indahkanlah ) Firasat orang Mu’minin karena sesungguhnya orang Mu’min itu melihat dengan ( karunia Penglihatan ) Nurullah. kiranya perlu kita ketahui berbagai Nuur pada masing-masing alamnya, bahwa :
1 . pada ‘alam syahadah ini adalah merupakan Nuur cahya dhohiriyah seperti : 
Nuur Matahari
Nuur Bulan
Nuur Bintang
2 . pada ‘alam malakut ( ‘alam ghoib )  adalah Nuur cahya bathiniyah  yang pada garis pokoknya terbagi atas tiga yakni :
Nuur Ma’rifat
Nuur Ma’ani
Nuur Ilmi
Adapun nuurr ma’rifat itu seumpama Matahari yang kemampuannya dapat menampak diupuk Kemahaesaan Allah ( Lenyap diri kedalam kebaqoan Allah ) dan dapat memperkuat Keyaqinan dan menyinari dalam Masyahadah ( berpandang 2 an ) dengan Allah.
 Adapun Nuur ma’rifat adalah laksana Bulan yang kemampuannya dapat menampak diufuk Tauhid dan dapat menampak pada pendekatan dengan Allah ( muqorobun ) berintai-intaian dengan Allah.   
 Adapun Nuur ‘ilmi adalah laksana Bintang yang kemampuannya dapat menampak Dimalam Gelap  dan  dapat menampak  pada  perkara  Akhirat dan yang Ghoib  
Tempat-Tempat Terbitnya Nuur :
Itu Ialah di : Hati-Ruuh-dan Sirr :
 1 .  Nuur Qolbi /   hati   tempat   terbitnya   pada   Tawajuh   pemusatan   perhatian    semata2 
  kepada Allah, dan Nuur ini adalah Penghantar cahya kepada Allah maka    membawa / memberi Ketenangan untuk Berdzikir kepada Allah.
2  .   Nuur ruuh   adalah   tempat   terbitnya   pada     Nuurul   Muwajjahu    / berpandang-
 pandangan serta Allah dan inilah Nuur Penyingkap Tabir pembuka Hijab  seolah-olah Kunci  pembuka   Pintu  dan   Pembuka   jalan   Masuk   kekhadirat   Allah   azza wajalla.
3  .  Nuur sirri . adalah tempat terbitnya pada Nuur Musyahadah yaitu Nuur bagi   berpandang-  pandangan / nyata / terang dengan Allah Ta’ala. 
Pancaran Nuur Dalam Hati :
Adapun     pancaran     Nuur     dalam   Hati  itu   dinamakan    Nuurul Yaqiin
1 .   mula-mulanya   sinar  Nuur  itu  rendah  bagaikan  Bintang maka dinamakan  Nuurul Islam
2 .   lalu sinar nuur lebih kuat lagi menembus dari ruang  Ghoib  sehingga cahya bagaikan
       Nuur Bulan maka dinamakan Nuurul Iman.
3 .   Kemudian Nuur itu menaik terus dengan berkat amal ibadah dan Dzikrullah yang
       semakin bertambah dan bermutu sehingga Nuur itu bagaikan sunar Matahari, maka
       dinamkan Nuurul Ikhsan.
Istilah  Nuur Islam - Nuurul Iman – Nuurul Ikhsan .
 
Adalah bahasa yang dipakai oleh para ahli menurut keadaan didalam latihan – latihan / riyadhoh serta / mujahadah kesungguhan yaitu menurut kesungguhan ‘amaliyah mensucikan jiwa dari Ma’siat zhohir dan Ma’siat  bathin ( takholli ) serta mengisinya dengan shifat-shifat Terpuji dari pada  Tho’at  zhohir dan Tho’at bathin ( takholli
Bersambung ke_18_B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar