Fifman Allah : tsumma innakum ba’da dzalika lamaetuma,
tsumma innakum qiamati tub’atsuuna (al-mukminun-15-16)= artinya : kemudian
sesungguhunya kamu sekalian sudah hidup didunia ini pasti menuju pada kematian,
kemudian sesungguhnya kamu sekalian pada hari qiamat akan dibangkitkan,
gambar
1.
demikian dikuburkan dalam bumi suci
semasa (tiga hari) sedang bengkak-bengkak belum ada yang musnah.
2.
dalam tujuh hari telah musnah
bangunan manusia, lagi pula telah pecah perutnya.
3.
dalam empat puluh hari telah kehilangan (urat,kulit, daging, tetapi tulang belulang
masih utuh, rambut telah terlepas).
4.
dalam seratus hari telah menggeliat
duduk,
5.
dalam ulang tahu pertama telah ruku’,
6.
dalam ulang tahun kedua telah sujud,
7. dalam
seribu hari : semua tulang telah berkumpul, segala2nya sempurna dari qudrat
dzat yang maha mulya, telah tiada berasa-rasa lagi dan tidak rasa merasa lagi,
tinggalkan asma Allah tada di qudrat yang maha suci,
PRIHAL : AJAL KSEMPURNAAN MANUSIA.
Ketahuilah
: bahwasanya manusia yang sempurna itu pulang kejaman-nya sendiri sebagai
diterangkan dibawah ini,yakni jikalau telah Berfijak di ‘alammya sendiri itu
telah berwujud ---satu---dari itu nyawa melompat jauh pulang didalam tanazul taroqi,
adalah Sebagai Berikut :
- Cahya turun pulang gilang gemilang kepada ‘alam insan kamil.
- Budi turun pulang kepada ‘alam ajsam
- Rasa turun pulang kepada ‘alam misyal
- Rupa turun pulang kepada ‘alam arwaah
- Warna turun pulang kepada ‘alam wahidiyah
- Bau turun pulang kepada ‘alam wahdah
- Angan-angan Turun Pulang Kepada ‘Alam Ahadiyah
- Hidup turun pulang kepada ‘Alam Insan Kamil kembali sempurna terang benderang dari pada Qudrat Ana, .
Bermula
yang sempurna dijaman khalawat dalam bumi suci sebagai berikut :
1 . Kuli
2 . Otaq
3 . Urat
4 . Tulang
5 . Rambut
6 . Daging
7 . Darah
8 . Sumsum.
Adapun
saudara empat kelima pancer juga sama sempurna kepada bumi suci,
1 . Air tuban
2 . Bungkus
3 . Ari-ari
4 . Janin / Darah
pengiring
5 . Pancer
semuanya telah pulang sempurna kembali kepada Qudrat Ana pula :
Yang Hitam …………………………….Bernyala
…………………………………………………………………..…Merah
Yang Merah …………………..Bernyala ………………………………………………………Kuning
Yang Kuning …………………………….Bernyala ………………………….Putih
Yang Putih ------ -Bernyala ------yang Tungal pada
Dzat Alah, artinya : Kulit itu bernyala daging, daging bernyala tulang,tulang
itu bernyala-nya dilebur menjadi cahya yang bershifat kepada ma’rifat yang
abadi, artinya : telah memusnahkan Wujudnya hamba. karena hamba itu (‘Adam-
Hukumnya ), adanya hamba itu melainkan Dzattullah bercahya dan yang ada.
TAT
KALA AJAL HENDAK SAMPAI.
Bahwasanya
penglihatan orang akan mati ( Yaitu yang keluar tetkala kita hendak mati ),
pada garis besarnya yang keluar dari pada Jasmani kita tatkala sakaratul maut
itu : lima keadaan
:
1 . tatkala datang cahya hitam, itulah yang ipanggil cahya
iblis maka pujinya : Lailaha Illallh.
2 . Dan tatkala datang cahya merah, itulah cahya
yahudi namanya, pujinya : Allah-Allah-Allah .
3 . Dan takala datang cahya kuning, itulah cahya
nashrani namanya pujinya : Allah
Hwu-Allah Hwu-Allah Hwu.
4 . Dan tatkala atng cahya hijau, itulah cahya Jibril
namanya, pujinya : Allahu Yaa Hwu-Allahu
Yaa Hwu-Allahu Yaa Hwu.
5 . Dan tatkala atang cahya putih, itulah yang
ipanggil cahya nuur Muhammad.s.a.w.
Maka
pujinya : Masyaa Allahu kanal mu’miniina
Yaa Hwu-Yaa Hwu-Yaa Hwu-Haq.
manakala sudah
habis segala rupa cahya maka adalah penglihatan yang putih bersih, sangat
terang kembali jauh terbanding yang mata hari dan bulan, terangnya terus
meliputi tujuh lapis bumi dan tujuh lapis langit dan tiada yang seumpamanya,
tiada ada bandingnya, itulah yang disebut (Nurullah)
menembus meliputi segala ruang tiada yang sebatasnya tiada berbayang dan tiada
terbayang.
Maka lantas nyata tubuh kita laksana pinang dibelah
dua, rupanya tidak sekali-kali ada bedanya serta kita pandang ada….kaful Muhammad,…
dan yang tersebut tadi,….taful Muhammad….namanyapun
oleh setengah ‘ulama dinamai….kalimatullah…dan
kalimatu muhammad…akan tetapi manakala datang tidak seperti yang tersebut,
hati-hatilah itu bukan lagi bernama …pancaindra…
Hendaknya ketika itu baik pandang kita seperti yang
tersebut, itulah sebenar-benarnya yang datang kepada mati, maka itu puji jangan
dilupakan,Yaa Hwu -Yaa Hwu-Yaa Hwu–Haqku-Jangan
berhenti pujinya sehingga sampai hilang, jangan berhenti pujinya.
Demi
Allah yang bershifat rahman rahiim, jangan syak dan diam begitulah pengajaran
daripada aulia Allah yang turun kepada
guru yang mursyid, maka kita serahkanlah dengan (ridha), suka serta (ikhlash)
mati kita itu, karena mati itu…(tiada)….supaya
(ada)….
Bersambung ke_12_B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar